Menikmati Malam yang Bercahaya di Kota Yogya

Sebagai kota wisata yang berbasis budaya, Kota Yogyakarta selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung. Banyak wisatawan dari berbagai penjuru kota datang untuk menikmati kota yang terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan ini.

Berkunjung ke Kota Yogya pada pagi hingga sore hari adalah hal yang sudah biasa. Namun apakah kalian pernah mengunjungi Kota ini di waktu malam?

Menikmati Kota Yogya pada malam hari adalah salah satu yang wajib dicoba karena nuansa eksotis dan gemerlap kota ini lebih terasa setelah matahari tenggelam. Pada saat malam hari kota ini menyimpan keindahan yang mungkin takkan terlupakan. 

Mengunjungi tempat-tempat wisata atau hanya sekedar bekeliling kota pada malam hari pun pastinya akan memberikan pengalaman tersendiri. Para wisatawan dapat menikmati indahnya malam dengan mengunjungi kawasan Malioboro, titik nol, atau pun Tugu Jogja. 

Namun selain tiga destinasi tersebut wisatawan juga dapat mencoba alternatif wisata malam andalan Kota Yogya lainnya, yakni kawasan Kotabaru. Selain dijadikan sebagai tempat masyarakat untuk beraktivitas, kawasan Kotabaru juga menjadi pilihan wisata yang sangat menarik. Di kawasan ini, wisatawan bisa mendapati sejumlah panorama wisata yang cukup menarik untuk dinikmati.

Pesona Malam Kotabaru

Kawasan Kotabaru menawarkan atmosfer indische dengan daya tarik yang luar biasa. Benar saja, bangunan-bangunan yang bernuansa indische, pedestrian yang tertata rapi, hingga deretan coffee shop serta restoran jelas menjadi pilihan tepat untuk menghabiskan malam hingga pagi menjelang.

Tak sampai disitu, menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya telah melakukan pemasangan berbagai ornamen tematik yang tentunya akan menambah keindahanan di area Kotabaru. 
 

Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo saat meninjau salah satu ornamen tematik yang ada di kawasan Kotabaru.

Seperti yang ada di boulevard Jalan Suroto. Di area ini telah dipasang ornamen dengan konsep lorong waktu menuju tahun 2024. Selain di boulevard Jalan Suroto, ornamen tematik Nataru ini juga dipasang dipenggal jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Cik Ditiro yang berupa pohon harapan.

Bahkan, untuk menambah tampilannya lebih menarik, seluruh ornamen tersebut dilengkapi dengan gemerlapnya lampu led yang pastinya cocok untuk para wisatawan yang hobi berswafoto. Ornamen lainnya adalah berupa angka 2024 dengan angka 0 dalam ornamen ini diganti dengan bentuk gunungan. 

Ornamen-ornamen ini akan menghiasi kawasan Kotabaru mulai tanggal 20 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024. Peresmian ornamen tersebut dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo pada Rabu malam (20/12/2023). 

Singgih mengungkapkan dengan adanya ornamen tersebut dapat memberikan kekhasan untuk kawasan Kotabaru. Selain itu ornamen ini juga akan memberikan pengalaman baru yang tidak akan terlupakan bagi wisatawan dalam perayaan Nataru di Kota Yogya. 

Penjabat Wali Kota Yogya Singgih Raharjo saat berfoto di ornamen lorong waktu yang ada di kawasan Kotabaru

"Ini untuk memberikan kesan bahwa Kota Yogya menyatu dengan suasana Nataru. Karena sedang berada di Nataru, maka ornamennya adalah berhiaskan tentang aksesoris-aksesoris Natal dan Tahun Baru," jelasnya.

Pihaknya berharap, atmosfer yang dihadirkan ini mampu mengundang antusiasme wisatawan untuk menikmati liburannya di kawasan Kotabaru.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogya, Wahyu Hendratmoko mengatakan ornamen tematik tersebut dibuat untuk mengundang wisatawan datang dan meningkatkan geliat pariwisata di Kota Yogya, terumata di Kawasan Kotabaru.

Wahyu menjelaskan ornamen lorong waktu ini memiliki filosofi yang mengantarkan setiap orang dari pengujung tahun 2023 menuju tahun 2024 dengan sikap optimis yang lebih tinggi. Sedangkan ornamen pohon harapan dibuat untuk memberikan tempat bagi wisatawan menuliskan harapan-harapan mereka di tahun 2024.

"Setiap wisatawan yang datang dapat menuliskan harapan-harapan serta keinginan mereka di tahun 2024 lalu digantung di pohon harapan ini," bebernya.

Wahyu berharap ornamen tematik tersebut dapat menambah kesemarakan suasana perayaan Nataru sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan wisatawan yang datang ke Kota Yogya.

Dengan panjang sekitar 50 meter, lorong waktu ini tampak menarik dan memikat hati para pengunjung ataupun wisatawan. Sejumlah pengunjung yang datang pun tak jarang mengabadikan berbagai momen di lokasi tersebut mulai dari anak-anak, anak muda, hingga orang dewasa.

Mereka datang karena penasaran dengan ornamen-ornamen unik tersebut. Pengunjung lainnya beralasan mencari tempat hiburan malam yang lebih segar dan natural.

Pengunjung saat melintasi ornamen lorong waktu di kawasan Kotabaru.

Anastasya Yasinta, salah satu pengunjung mengaku penasaran dengan ornamen yang dipenuhi oleh gemerlap lampu tersebut. Ia menilai, kreativitas Pemkot Yogya patut dipuji karena bisa menyulap pedestrian di Jalan Suroto menjadi objek wisata menarik.

"Yang paling menarik ornamen lorong waktu ini. Selain saya belum pernah melihat, ornamen ini juga sangat meriah karena dipenuhi oleh banyak lampu," ungkap mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta asal Umbulharjo ini.

Salah satu ornamen tematik yang ada di kawasan Kotabaru berupa angka 2024 dengan angka 0 dalam ornamen ini diganti dengan bentuk gunungan.

Menurutnya, ornamen-ornamen ini juga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Yogya. Terlebih untuk menghadapi hari libur Nataru yang akan datang sebentar lagi.

"Bangga sih karena Kota Yogya bisa seperti ini. Ini adalah cara yang luar biasa untuk memupuk rasa bangga dan solidaritas," katanya.

Pengunjung lainnya adalah Agatha Sindy. Wanita 21 tahun asal Lampung ini mengatakan merayakan Nataru dengan sentuhan lokal juga dapat memperkaya pengalaman dan menunjukkan keindahan budaya dan kreativitas yang dimiliki oleh Kota Yogya.

Selain itu pemasangan ornamen-ornamen tersebut membuat Kota Yogya terasa semakin hangat dengan adanya toleransi terhadap semua agama dan etnis yang ada.

Menurutnya berbagai ornamen tersebut menjadikan kawasan Kotabaru menjadi magnet bagi warga dan wisatawan, terutama pada malam hari.

Ia berharap ke depannya Kota Yogya akan selalu menjadi kota yang ramah bagi agama dan etnis apa pun. (Han)