Pemkot Gelar Saresehan Rembug Jogja

Dalam rangka Perayaan HUT Kota yang ke 256, Pemkot selenggarakan acara Saresehan Rembug Jogja pada hari Rabu malam (10/10) bertempat di Pendopo Dalem Sompilan, Ngasem, Yogyakarta. Sarasehan dikemas dalam bentuk dialog terbuka oleh para pemangku kepentingan beserta masyarakat Kota Yogyakarta, dengan narasumber Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti (keynote speaker), Yuwono Sri Suwito (budayawan), Octo Lampito (media massa) dan Adi Novi (sosial media). Digelarnya Rembug Jogja ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pembangunan perkotaan utamanya dapat diperolehnya masukan yang tepat dan proposional. Peserta terdiri atas budayawan, akademisi, pemerintah, swasta/pelaku industri budaya, dan tokoh adat/masyarakat.
Dalam paparannya Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa Rembug Jogja ini adalah upaya untuk mencari, mengidentifikasi  dan menginventarisasi magnet baru yang ada di Kota yogyakarta, terutama dari segi kultur budaya. Pemkot konsisten dalam melakukan usaha membangun Kota Yogyakarta dalam hal ini dibidang pariwisata dan akan melibatkan masyarakat dan semua pihak. Dukungan media komunikasi dan Informasi yang efektif sangat penting untuk bisa menunjang program ini. Di usia yang lebih dari dua setengah abad Kota Jogja harus mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman yang terus melaju. Dalam paparan Yuwono Sri Suwito mengungkapkan bahwa masyarakat yang memiliki obyek budaya  kebanyakan masih kurang mengenal potensi-potensi wisata yang ada. Kurangnya pengetahuan akan filosofi-filosofi yang yang terkandung dalam suatu obyek pariwisata menyulitkan pengembangkan obyek tersebut. Pembangunan yang menyimpang dari filosofi suatu cagar budaya justru malah bisa merusak cagar budaya ini. Kesiapan masyarakat di sekitar objek wisata itu penting, karena wisatawan ke desa wisata itu langsung diterima di tengah-tengah masyarakat.
Octo Lampito menambahkan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan dalam pengembangan kota Yogyakarta khususnya Pariwisata. Ada rumor yang
mengatakan bahwa biaya hidup di Yogyakarta sekarang tinggi bahkan lebih tinggi dari Bandung dan Jakarta. Ini perlu diteliti dan jika benar perlu dicari penyebabnya dan segera diperbaiki. Untuk bisa menjadi tujuan wisata terbaik perlu mengikuti perkembangan dinamika kota yang semakin besar serta melihat posisi dan peluang Kota Jogja diantara keberadaan kota-kota lain di Indonesia. Bahkan perlu mencari sumber-sumber magnet baru yang mampu memperkaya Jogja dari segi kultur, budaya dan juga pariwisata. Media massa bisa digunakan sebagai penyebar informasi yang strategis untuk mengembangkan pariwisata kota Yogyakarta.
Narasumber ketiga, Adi Novi juga mengungkapkan pentingnya memanfaatkan media sosial berbasis teknologi inernet sebagai salah satu sarana
menyebarkan informasi tentang Jogja. Blogger dan situs jejaring sosial memberikan para penggunanya untuk mencurahkan perasaan dengan bebas. Jika diolah dengan baik bisa menjadi informasi berguna dalam pengembangan pariwisata di kota Yogyakarta, khususnya untuk mengetahui keinginan para wisatawan.Kemudian acara dilanjutkan dialog dengan para hadirin.
Selain dalam acara yang serius tetapi santai yang diwacanakan digelar bulanan ini, Masyarakat dapat pula menyampaikan aspirasinya secara langsung dalam forum Rembug Jogja, melalui twitter  di hastag
#rembugjogja dan juga melalui livestreaming (internet) yang dapat diakses di  www.jogja.tv. Selain itu masyarakat juga bisa mengikuti secara online di akun Facebook:Yogyakarta, Jogja, Jogjaku dan Twitter @YogyakartaCity, @JogjaToday, @SwaragamaFM, @JogjaUpdate. (byu)