Pemkot Pastikan Malam Tahun Baru di Malioboro Tetap Kondusif
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo didampingi jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta turun langsung memantau situasi kawasan Malioboro pada Minggu (31/12/2023) malam. Pemantauan di sepanjang Jalan Malioboro, Posko Natal dan Tahun baru Satpol PP dan Titik Nol Kilometer. Singgih juga mengikuti pemantauan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat pada malam tahun baru secara virtual oleh Kepolisian Republik Indonesia dan TNI di Plaza Monumen Serangan Oemoem Satu Maret.
“Sejauh (yang) kita pantau untuk pengamanan malam pergantian tahun baru 2024 di Kota Yogyakarta sangat kondusif. Sekarang kita berada di Malioboro yang merupakan satu tempat yang favorit untuk mengikuti pergantian malam tahun baru,” kata Singgih ditemui di sela pemantauan situasi keamanan di kawasan Malioboro.
Menurutnya kepadatan masyarakat dan wisatawan di kawasan Malioboro pada malam tahun baru itu luar biasa. Pihaknya berpesan kepada wisatawan yang berada di Kota Yogyakarta untuk tertib. Baik itu dari segi tertib lalu lintas maupun tertib membuang sampah pada tempat yang disediakan dan jangan sampai kelelahan.
“Kita sudah melihat kepadatannya sangat luar biasa. Semoga ini juga diikuti dengan ketertiban dan keamanan dari masyarakat dan para wisatawan,” ujarnya.
Singgih mengajak masyarakat untuk menyongsong tahun 2024 ini dengan penuh semangat dan optimisme supaya di 2024 semakin lebih baik. Baik itu dari sisi keamanan, kenyamanan maupun kesejahteraan.
Sementara itu Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan dalam laporan kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto lewat video telekonferensi menyampaikan situasi keamanan di wilayah Yogyakarta dalam operasi lilin terkendali aman. Dia menjelaskan untuk malam tahun baru di wilayah DIY terdapat 88 kegiatan 57 di antaranya adalah kegiatan yang melibatkan kembang api. Dari 57 area kegiatan itu ada tiga hal krusial yang menjadi perhatian khusus Polda DIY yaitu dari kawasan Tugu, Malioboro dan Kraton (Gumaton), alun-alun di wilayah Sleman dan Pantai Parangtritis. Dia menyatakan pada tahun lalu pengunjung yang datang ke wilayah Gumaton berjumlah sekitar 120.000.
“Mengantisipasi itu kami telah melaksanakan rapat dan penerapan zona pola pengamanan sistem ring satu, ring dua dan ring tiga. Dalam ring satu terbagi dalam beberapa zona. Kami melakukan rekayasa untuk Jalan Malioboro kami ambil satu meter dengan rigging (pagar barikade) sehingga troli-troli (kasur tandu) ambulans bisa lewat apabila dilakukan evakuasi. Tujuannya adalah kami memberikan jaminan managerial keamanan bagi seluruh pengunjung di Malioboro,” terang Irjen Pol Suwondo.
Dia menyebut jumlah massa di kawasan Malioboro saat pagi kemarin mencapai 73.000. Namun massa di kawasan Malioboro sampai saat ini (pukul 20.00 WIB) kurang lebih 25.000 dan diperkirakan jumlah itu akan terus bertambah mendekati pergantian malam tahun baru. Berkaitan dengan angka data itu pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Polri melalui kakorlantas yang telah memberikan sistem trial smart city sehingga Polda DIY bisa menghitung jumlah kendaraan dan jumlah orang dalam sesaat. Dengan sistem itu Polda DIY bisa memprediksi kapan akan menutup lalu lintas di Kota Yogyakarta, sehingga tidak ada masuk ke wilayah kota selama kegiatan di Malioboro.
Salah satu wisatawan yang menikmati malam tahun baru di Malioboro adalah Saut Simatupang dari Bandung. Dia memilih Yogyakarta sebagai tujuan karena secara pribadi terkesan dengan nilai perjuangan tahun 1949 dan peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selain itu penduduk Yogyakarta yang ramah. Menurutnya kondisi Malioboro saat ini lebih teratur meskipun sudah tidak bisa menikmati suasana makan lesehan di Malioboro di malam hari.
“Yogya itu salah satu kota yang orang tidak akan pernah lupa dan selalu rindu dengan Malioboro. Penduduknya ramah kalau berkomunikasi , terus terang saya tidak pernah kecewa di Yogya. Saya sering ke Yogya,” pungkas Saut yang berlibur bersama keluarganya.(Tri)