Program TSLP Berikan Bantuan Peternakan di Giwangan

Umbulharjo-Program Gandeng Gendong yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) terus berjalan dengan apik, salah satu bukti tersebut adalah ikut andilnya para perusahaan dalam pengentasan kemiskinan di Kota Yogya.

Seperti yang dilakukan BPD DIY melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TSLP) atau Corporate Social Responbility (CSR) yang mereka miliki. Kali ini program tersebut menyasar wilayah Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo.

Pimpinan BPD DIY Cabang Senopati, Suroso mengatakan program TSLP gandeng gendong BPD DIY merupakan agenda tahunan dan wujud komitmen dukungan BPD DIY terhadap akselerasi pengentasan kemiskinan di Kota Yogya.

Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo saat meninjau peternakan kambing bantuan dari TSLP BPD DIY.

"Kali ini program TSLP ini menyasar pada pengembangan ekonomi sirkular melalui bantuan peternakan berupa ternak kambing dan lele serta sarpras budidaya maggot Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm di Kelurahan Giwangan sebesar Rp.51.900.000," katanya di Kampung Sanggrahan, Jumat (12/1/2024).

Suroso mengungkapkan program TSLP tersebut tidak hanya fokus terhadap aspek ekonomi, tetapi juga bidang lain seperti lingkungan, sosial, dan sarana prasarana.

Menurutnya, Gandeng Gendong yang digagas Pemkot Yogya perlu mendapat dukungan karena program tersebut merupakan salah satu strategi dalam upaya pengentasan kemiskinan. 

Suroso berharap pemberian bantuan melalui skema TSLP tersebut dapat membantu Pemkot Yogya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

"Kami sebagai pihak perusahaan juga merasa ikut terpanggil untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan di Kota Yogyakarta," katanya.

Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo saat meninjau kandang maggot bantuan dari program TSLP BPD DIY.

Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo menyebut upaya pengentasan kemiskinan akan lebih maksimal jika didukung oleh berbagai pihak, seperti perusahaan dengan dana TSLP-nya.

“Atas nama Pemkot Yogya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank BPD DIY atas program CSR-nya. Ini menjadi kolaborasi yang bagus antara pemerintah dan swasta untuk bersama-sama mewujudkan program dan layanan terbaik bagi masyarakat Kota Yogya,” katanya.

Menurutnya perushaan atau korporasi menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pelaksanaan program Gandeng Gendong, khususnya di sekitar lokasi korporasi mereka berada.

"Program ini menjadi satu semangat bersama untuk menuju ke sebuah pelayanan yang baik dan kesejahteraan. Kalau semuanya bisa aktif akan bisa membantu perkembangan Kota Yogya," ungkapnya.

Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo saat meninjau peternakan lele bantuan dari program TSLP BPD DIY.

Singgih berharap keberadaan forum TLSP dapat menjadi wadah koordinasi antara korporasi dengan Pemkot Yogya soal alokasi dana CSR.

"Implementasi program TSLP benar-benar memberikan dampak positif, terutama dalam hal pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan. Sinergi Kerjasama dan kolaborasi yang erat, menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif," tambahnya.

Terkait dipilihnya peternakan kambing, lele, serta budidaya maggot sebagai bantuan TSLP, Singgih pun mengungkapkan tiga budidaya tersebut juga dapat membantu mengurangi sampah organik.

"Sampah organik yang dihasilkan dari penebangan pohon milik DLH Kota Yogya dapat menjadi salah satu bahan untuk membuat bahan makanan kambing, sementara kotoran kambingnya bisa dijadikan pupuk inilah siklus yang selalu teruhubung. Semoga ini bisa meningkatkan perekonomian warga Giwangan," tandasnya.

Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm, Aceng Kurnia mengungkapkan rasa syukurnya dengan adanya bantuan dari  BPD DIY.  Adanya bantuan tersebut menurutnya dapat menambah semakin berkembangannya Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm.

Ia mengungkapkan untuk budidaya maggot tersebut dapat menghabiskan sampah organik sampai 25 kilogram perhari. 

"Untuk sampah sisa makanan di Kelurahan Giwangan ini selesai, bahkan kami sampai ambil sampah organik dari Terminal Giwangan karena memang dari warga kadang mereka sudah tidak memproduksi sampah organik," ujarnya. (Han)