WALIKOTA TANDATANGANI PIAGAM KOTA PUSAKA

Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti melaksanakan Penandatanganan Piagam Kota Pusaka dalam acara Puncak Peringatan Hari Tata Ruang (HARITARU) 2012 pada Kamis (8/11) bertempat di Ruang Auditorium Lantai 8, Gd. Ditjen SDA dan Ditjen Penataan Ruang Jl Pattimura Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Acara ini dikemas dalam Saresean dan Penandatanganan Kesepakatan Kota Hijau dan Kota Pusaka untuk Pembangunan Berkelanjutan disaksikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE.

Acara ini bertepatan dengan momen Peringatan HARITARU dunia yang jatuh pada tanggal 8 November. Kementerian PU secara aktif terus mendorong penterintah daerah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui program tematik implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berupa Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) yang diantaranya memilih Kota Yogyakarta sebagai Pilot Project.

Disampaian oleh Djoko Kirmanto dalam sambutannya bahwa Prakarsa perwujudan Kota Hijau melalui P2KH merupakan tahapan yang lebih maju dalam siklus pelaksanaan penataan ruang yang tidak berhenti pada tataran perencanaan, namun telah bergulir pada tataran implementasi rencana.

Disampaikan lebih lanjut, "Sejak tahun 2012 ini, Kementerian PU juga menjalin kerjasama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia untuk menyiapkan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) yang merupakan program tematik dalam rangka implementasi RTRW melalui upaya penataan dan pelestarian kekayaan aset sosial dan budaya kota". Melalui program ini, Pemerintah mendorong masing-masing kota berwarisan budaya, yang diantaranya Kota Yogyakarta, untuk menyusun Rencana Manajemen Kota Pusaka serta mendorong pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan Kota Pusaka sehingga pada saatnya kota-kota tersebut dapat mewujudkan RTRW yang berwawasan budaya dan berkarakter, yang dalam jangka panjang diakta UNESCO menjadi salah satu World Heritage City.

Sebagai komitmen terhadap penataan dan pelestarian Kota Pusaka, dilakukan pula penyematan Icon Kota Pusaka oleh Wakil Menteri PU kepada Kota Banda Aceh, Sawahlunto, Palembang, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Karangasem, Bau Bau, dan Banjarmasin. Kedepan kota-kota tersebut akan mendapat fasilitasi untuk inventarisasi-dokumentasi aset pusaka (alam budaya ragawi, budaya non ragawi serta saujana), fasilitasi dukungan Kementerian/Lembaga, akademisi dan dunia usaha.

Setelah acara Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa Pemkot Yogyakarta juga telah berikan kebijakan mendorong masyarakat agar bisa mempertahankan budaya Kota Jogja yang adiluhung penuh dengan filosofi yang dimiliki. Bagaimana masyarakat yang tinggal turun temurun bisa tetap melestarikan budaya dan tidak terburu-buru menjual tanahnya, karena dengan berpindah kepemilikan kepada orang baru dimungkinkan menghilangkan tradisi keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kedepan, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melindungi infrastruktur cagar budaya seperti memunculkan kembali bangunan beteng yang sekarang telah tertutup bangunan warga dan pelestarian perkampungan yang penuh dengan bangunan kuno di Kotagede, bekerja sama dengan UNESCO. (byu/bob)