PENDERITA TB PARU SEMBUH DAN KADER PENGAWAS MENELAN OBAT TERIMA PENGHARGAAN

Sebanyak 99 orang penderita Tuberkolosis paru yang telah  menjalani perawatan dan dinyatakan sembuh serta para kader Pendamping Menelan Obat (PMO) penderita TB mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Penghargaan diberikan secara simbolis oleh  kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Drg. Tuty Setyowati,MM di Ruang Utama Atas kompleks Balaikota Yogyakarta, Jumat (07/12/12).

Wakil Walikota Yogyakarta Imam Priyono DP.  dalam sambutannya yang dibacakan oleh Drg. Tuty Seyowati mengatakan pemberian penghargaan ini merupakan apresiasi Pemkot Yogyakarta  atas kesungguhan para penderita yang telah sembuh dan para pendamping menelan obat untuk berkomitmen menjadikan sumber daya manusia Kota Yogyakarta  yang sehat dan produktif. Wakil Walikota  berharap para penderita sembuh TB paru dan PMO dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam hal pemberantasan TB Paru dengan menyebarluaskan pengalaman dan informasi tentang penyakit TB Paru dan cara pengobatannya. Imam juga berpesan kepada para kader PMO  dapat melakukan upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, dan rehabilitatif dalam rangka percepatan terwujudnya Kota Yogyakarta Sehat.

Wakil Walikota menambahkan ada beberapa faktor yang perlu menjadi fokus perhatian  untuk memberantas  penyakit TB Paru  antara lain persepsi masyarakat, perbaikan lingkungan , derajat ekonomi, serta  ketersediaan  pelayanan kesehatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Drg. Tuty Seyowati mengatakan penyakit Tuberkolosis bukan merupakan jenis penyakit yang menakutkan. Tetapi dengan keseriusan dan kesabaran  meminum obat seorang penderita sakit TB Paru dapat disembuhkan.  Drg. Tuty juga membesarkan hati para penderita tb paru sembuh untuk tidak malu atau minder memberi kesaksian kepada masyarakat lainnya bahwa mereka pernah menderita penyakit TB Paru, tetapi dengan kesungguhannya  meminum obat merekapun sembuh kembali. Drg. Tuty juga mengucapkan terima kasihnya kepada para penderita yang telah sembuh karena menurutnya mereka telah berperan dalam memutus mata rantai penularan penyakit TB.

Drg. Tuty juga berpesan agar para penderita TB Paru sembuh ini membiasakan diri untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan menjauhi menghisap rokok. Karena apabila penyakit ini kambuh lagi maka si penderita bisa saja  kebal terhadap obat dan untuk proses penyembuhan membutuhkan waktu minimal  dua tahun berturut turut. “Yang lebih menakutkan lagi penyakit yang kebal obat ini apabila tertula  kepada orang lain, maka orang lain yang tertular itupun sudah langsung kebal obat,” tambah Tutut panggilan Drg. Tuty.

Menurut Tuty jumlah penderita TB Paru di kota Yogyakarta masih cukup tinggi dan belum semua terungkap. Untuk itu peran serta masyarakat termasuk para penderita sembuh TB dan para kader  untuk menjadi agen yang bekerja menyosialisi bahaya dan bagaimana penanggulangannya. (@mix)