KOTA YOGYAKARTA TERIMA PERGHARGAAN ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA

Kota Yogyakarta kembali mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia, penghargaan kali ini merupakan penghargaan yang kedua kalinya di bidang kesetaraan Gender, tahun 2012 ini naik satu tingkat dari penghargaan sebelumnya,  di tahun 2007 Kota Yogyakarta mendapatkan penghargaan Anugerah Puruhita Ekapraya (APE) kategori tingkat Pratama, sedangkan di tahun 2012 ini APE strata tingkat madya. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, Selasa (18/12) di Gedung Smesco Jakarta.

Ditemui disela-sela penerimaan penghargaan Walikota Yogyakarta mengatakan, Drs. Haryadi Suyuti, dirainya kembali penghargaan dibidang Gender ini untuk terus menggalang kerjasama, menggalang kehormatan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Semua penghargaan yang dicapai pemerintah Kota Yogyakarta selama ini khususnya penghargaan Anugerah Puruhita Ekapraya yang bersinggungan langsung dengan kesetaraan gender tersebut merupakan peran langsung kaum perempuan dalam kelangsungan membangun negeri ini.

“Penghargaan ini harus kita jaga, harus konsisten dengan eksistensinya, untuk kemajuan Negara, melalui kesetaraan Perempuan dengan laki-laki, saya rasa sesuatu hal yang patut kita teruskan, agar dinegara ini tidak ada batas antara kaum adam dengan kaum hawa. Peran Perempuan telah ditorehkan dalam sejarah, bahwa peranya sangat menentukan majunya negeri ini, sejak dari jaman penjajahan sampai era modern ini”, papar Haryadi.

Sementara itu Kepala KPMP Lusy Irawati mengatakan untuk bidang pemberdayaan perempuan Pemkot Yogyakarta telah melaksanakan pembinaan terhadap kelompok rintisan usaha, kelompok desa prima, P2WKSS serta UP2KPKK. Pada Tahun 2013 Pemkot Yogyakarta akan mencanangkan 34 lokasi sebagai Kampung Ramah Anak menambah jumlah kampung ramah anak yang sebelumnya berjumlah 16 kampung pada tahun 2012.

Dalam sambutannya, Presiden atas nama negara, pemerintah, dan pribadi menyampaikan terima kasih atas kontribusi kaum perempuan dalam perjuangan dan pembangunan bangsa. “Termasuk perjuangan sebelum, pada saat, dan setelah bangsa kita memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945″ kata Presiden.

Presiden menyebut kaum perempuan Indonesia melaksanakan berbagai aktifitas yang positif dan konstruktif. Misalnya, kegiatan pelestarian lingkungan, membantu pendidikan, kesehatan, dan sosial. Perempuan juga ikut mejadi penggerakkan usaha mikro dan kecil.

Peringatan tahun ini mengambil tema ‘Peran Perempuan dan Laki-laki dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Menuju Kesejahteraan Bangsa’. Tema ini, ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-Linda Gumelar dalam sambutannya, relevan dengan kondisi riil masyarakat saat ini.

Sedangka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar mengatakakn perlu ada perjuangan dan peranan bersama untuk membangun ketahanan ekonomi, khususnya ekonomi keluarga, di tengah-tengah gejolak krisis negara-negara maju yang sedikit banyaknya akan berimbas pada tatanan kehidupan kita sehari-hari. (And)