FPK Redam Gejolak dan Wujudkan Semangat Kebhinekaan

 

Umbulharjo - Kota Yogyakarta sudah seperti miniatur Indonesia yang terdapat berbagai suku bangsa yang tinggal di wilayah tersebut. Keberagaman warga masyarakat Yogyakarta yang terdiri dari berbagai suku, etnis dan agama menggambarkan Kebhinekaan di Kota Yogyakarta. Pada tahun politik saat ini memungkinkan adanya persaingan, tentu hal ini menjadi tantangan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk bersama masyarakat menjaga kenyamanan dan keamanan Kota Yogyakarta.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Nindyo Dewanto pada acara  Focus Group Discussion (FGD) Pluralisme Pilihan Boleh Beda, Persatuan Tetap Terjaga’ di Hotel @HOM Premiere Timoho, Selasa (30/1).

“Keberagaman di Kota Yogyakarta tentu memiliki benefit dan adanya ancaman dari perbedaan latar belakang. Pada tahun pemilu ini pasti masing-masing memiliki pilihannya sendiri, tetapi saya berharap kita menjadi satu keluarga yang sama-sama menghargai perbedaan dan menjaga kondusifitas Kota Yogyakarta agar tetap nyaman, aman dan istimewa,” ujarnya.

Melalui Forum pembauran kebangsaan (FPK) di Kota Yogyakarta yang telah dibentuk oleh Badan Kesbangpol Kota Yogyakarta diharapkan menjadi lembaga yang resmi dalam memelihara dan mewujudkan semangat kebhinekaan. Nindyo juga berharap FPK mampu meredam gejolak yang muncul dan berakibat pada kondusifitas keharmonisan di suatu wilayah Kota Yogyakarta.

“Tahun ini akan menjadi tahun yang panjang, setelah pemilihan presiden akan dilanjutkan pemilihan kepala-wakil kepala daerah (Pilkada). Belum lagi jika ada pemilihan presiden putaran kedua. Tentu ini akan menyerap energi yang besar bagi kita dalam menjaga situasi dan kondisi Kota Yogyakarta tetap kondusif,” kata Nindyo.

Menurutnya, dengan diselenggarakan FGD ini menjadi media mempererat silaturahmi perwakilan antar etnis, suku dan agama sehingga mampu menumbuhkan rasa saling menghargai, toleransi dan saling menjaga agar tidak ada perpecahan di Kota Yogyakarta.

Salah satu tokoh masyarakat Minang, Gus Remon mengatakan bahwa sebagai perwakilan masyarakat khususnya Minangkabau sepakat untuk saling menjaga kondisi Kota Yogyakarta tetap istimewa dengan mengedepankan rasa toleransi.

“Mari kita masing-masing perwakilan dari daerah yang ada di Kota Yogyakarta ini saling bersinergi untuk mengawasi untuk proses pemilu dari masyarakat, petugasnya bahkan pemerintah agar berjalan dengan jujur dan adil serta sangat transparan. Kita sebagai masyarakat dengan pemerintah dan petugas harus bersinergi dan bekerjasama menyukseskan pemilu karena hal ini benar-benar menjadi bagian dari tanggung jawab bersama,” tuturnya. (Chi)