Pemkot Yogya Bakal Bangun 4 Ruang Terbuka Hijau Publik Baru
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan membangun empat ruang terbuka hijau (RTH) publik baru pada tahun 2024. RTH publik yang dibangun berbasis kampung itu berdasarkan usulan masyarakat di wilayah. Pembangunan RTH publik baru itu menjadi upaya Pemkot Yogyakarta untuk memperbanyak RTH sekaligus tempat untuk kegiatan masyarakat.
“Untuk tahun ini rencananya pembangunan ruang terbuka hijau publik di empat lokasi. Semua itu usulan dari masyarakat,” kata Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau Publik DLH Kota Yogyakarta Rina Aryati Nugraha pada Rabu (31/1/2024).
Empat RTH publik baru itu akan dibangun di wilayah RW 4 Kricak seluas 200 meter persegi, RW 9 Bausasran 300 meter persegi, RW 4 Sorosutan 332 meter persegi dan RW 14 Sosromenduran 452 meter persegi. Lokasi untuk membangun empat RTH publik itu adalah lahan warga yang telah dibeli oleh Pemkot Yogyakarta.
Seperti RTH publik berbasis kampung di permukiman yang telah dibangun di Kota Yogyakarta, pembangunan RTH publik tahun ini juga mengusung konsep multifungsi. Baik fungsi ekologis dari RTH dengan penanaman pohon, taman maupun fungsi aktivitas masyarakat seperti adanya fasilitas pendopo.
“Untuk yang di permukiman konsepnya RTH publik multiguna. Dari segi ekologis harus banyak pohon dan tanaman. Tapi bisa untuk kegiatan masyarakat seperti kegiatan olahraga, bermain anak, kadang untuk posyandu macam-macam,” terangnya.
Selain itu DLH Kota Yogyakarta akan melakukan pekerjaan tahap dua pembangunan RTH publik di RW 06 Wirobrajan di eks makam Jopraban berupa penambahan fasilitas pelengkap. Rina menyatakan penambahan fasilitas untuk RTH publik di RW 06 Wirobrajan antara lain toilet, atap panggung setengah lingkaran dan taman. Pada tahun 2023, DLH Kota Yogyakarta sudah melakukan pembangunan tahap pertama RTH publik di RW 06 Wirobrajan berupa penataan landscape taman dan Kelurahan Wirobrajan membangun fasilitas pendopo.
“Tahun ini kita rencana di triwulan satu ini sudah masuk pengadaan untuk penambahan fasilitas RTH publik di Wirobrajan,” ujar Rina.
Sebagian pembangunan RTH publik tersebut sekarang dalam tahap proses pengadaan. Misalnya pembangunan RTH publik di RW 04 Kricak. Dia menyebut pembangunan empat RTH publik baru dan penambahan fasilitas pelengkap di RTH publik Wirobrajan menggunakan dana APBD Kota Yogyakarta tahun 2024. Setiap pekerjaan RTH publik itu menggunakan anggaran rata-rata kurang dari Rp 200 juta.
“Karena dana anggarannya terbatas dan permintaan pembangunan RTH publik dari masyarakat cukup banyak, jadi kami bagi-bagi berdasarkan skala prioritas dan antrean proposal usulan. Memang belum sempurna, seperti sarana permainan belum karena menyesuaikan anggaran. Tapi yang penting sudah bisa untuk berkegiatan masyarakat dan fungsi ekologisnya,” jelasnya.
DLH Kota Yogyakarta mencatat sampai Desember 2023 total ada 58 RTH publik berbasis kampung yang telah dibangun Pemkot Yogyakarta. Sedangkan total luas RTH keseluruhan di Kota Yogyakarta baik publik dan privat seluas 7.661.163 meter persegi. Angka itu sekitar 23,34 persen dari luas Kota Yogyakarta.
“Dari sisi RTH publik, pemkot berusaha semaksimal mungkin untuk menambah tapi dengan keterbatasan dana dan lahan. Kami mohon ada partisipasi dari sisi privat mungkin dari rumah-rumah, hotel, perkantoran kami harap bisa sedikit menyisakan lahan hijau untuk menanam pohon untuk penyerapan air, suplai oksigen membersihkan udara di sekitar. Ini juga untuk mengurangi pemanasan global yang sudah kita rasakan,” tutur Rina.
Menurutnya bagi masyarakat yang kondisi rumahnya tidak memiliki lahan bisa membuat ruang hijau dengan menanam dalam pot dan pergola. Keberadaan tanaman hijau akan meredam panas sehingga rumah lebih sejuk dan tidak perlu AC.(Tri)