Pemkot Angkat Tema Pasar sebagai Ruang Ekonomi Kreatif dalam Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

Danurejan – Setelah meraih predikat kota terbaik pertama pada Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) melalui inovasi kampung sayur di tahun 2022, kali ini Pemkot Yogyakarta mengangkat pasar sebagai ruang ekonomi kreatif untuk kembali bersaing dengan kota lain di Indonesia dalam PPD 2024.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo dalam pemaparannya menyampaikan, pada PPD 2024 Pemkot mengangkat tema pasar sebagai ruang dan bagian dari pertumbuhan aktivitas ekonomi kreatif. Sebab pasar pada dasarnya punya peluang untuk dikembangkan lebih luas, tidak hanya sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembelPPi.

Paparan Pemkot Yogyakarta dalam Penilaian Tahap II PPD Tahun 2024 Tingkat DIY.

“Pasar rakyat di wilayah perkotaan memiliki peluang besar untuk dikembangkan menjadi pusat aktivitas ekonomi kreatif. Untuk itu kami ingin membuat inovasi bagaimana pasar menjadi ruang bertemu selain antara penjual pembeli, tapi juga bertemunya anak-anak muda yang kemudian perlu ruang-ruang kreatif untuk menciptakan juga menunjukkan produk ekonomi kreatif,” paparnya dalam Penilaian Tahap II PPD Tahun 2024 pada Selasa (13/2) di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY.

Menurutnya produk ekonomi kreatif merupakan sebuah produk yang memiliki nilai tambah. Satu produk yang sama ketika dikelola dengan baik, dibranding dan dikemas sedemikian rupa maka nilai tambahnya akan semakin lebih tinggi.

“Ini yang kemudian harus kita tangkap peluangnya untuk dikembangkan, dan sudah kami coba di beberapa pasar. Seperti di Pasar Prawirotaman, Kranggan, kemudian di akhir bulan Februari nanti akan diresmikan Pasar Sentul, juga di tahun 2024 akan segera hadir Pasar Terban baru,” katanya.

Wisata kuliner di rooftop Pasar Prawirotaman.

Kemudian Kepala Bappeda Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menyampaikan, Pemkot berinovasi untuk mengembangkan pasar rakyat menjadi ekosistem ekonomi kreatif dari hulu sampai hilir dan menjadi destinasi wisata tematik. Inovasi tersebut hadir untuk menjawab tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan lahan untuk penyediaan infrastruktur ekonomi kreatif.

“Melalui perluasan fungsinya maka pasar rakyat tidak hanya berfungsi sebagai pusat ekonomi kerakyatan yang memperjual belikan komoditas umum, tetapi juga mampu memenuhi fungsi strategis sebagai simbol kekuatan ekonomi lokal, dan bisa memberikan kontribusi lebih pada perekonomian daerah dengan menjadi destinasi wisata tematik. Seperti wisata belanja, pertunjukan juga kuliner,” terangnya.

Pihaknya juga mengatakan pasar juga bisa dimanfaatkan sebagai ruang edukasi bagi masyarakat dan pelaku kreatif untuk mengembangkan ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, kriya, fesyen, film, musik, juga desain visual. Dengan melibatkan banyak komunitas dan pelaku kreatif di Kota Yogya.

Pengunjung menikmati wisata kuliner di rooftop Pasar Prawirotaman.

“Inovasi ini sudah dimulai sejak tahun 2020 pada tahap perencanaan, yang kemudian kami lakukan dukungan ekonomi kreatif di Pasar Prawirotaman, Ngasem, Beringharjo dan Kranggan. Di mana ke depannya Pasar Pasty juga akan dikembangkan untuk wisata keluarga dan kuliner malam hari,” jelasnya.

Sementara itu perwakilan dari Tim Penilai PPD Tingkat DIY Gatot Saptadi memberikan apresiasi atas inovasi yang dikembangkan Pemkot Yogyakarta, di mana inovasi tersebut nantinya juga akan menjadi salah satu perwakilan DIY untuk bersaing di level nasional.

“Kami apresiasi atas inovasi dari Pemkot untuk menjadikan pasar rakyat sebagai pusat ekonomi kreatif, ada beberapa catatan yang kami berikan supaya bisa menambah kelengkapan dan kualitas. Harapannya Pemkot Yogyakarta bisa terus konsisten menjaga kinerjanya, memberikan yang terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya. (Jul)