Terapkan Isi Piringku B2SA untuk Pencegahan Stunting

Gondokusuman – Gerakan penganekaragaman konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) dengan memperhatikan komposisi makanan dalam isi piringku, menjadi satu program yang sejalan dengan tujuan untuk menciptakan generasi emas yang sehat dan cerdas.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris DP3AP2KB Kota Yogyakarta Sarmin, dalam Sosialisasi B2SA Isi Piringku TP PKK Kota Yogyakarta pada Kamis (15/2) di Kompleks Balai Kota. Menurutnya membentuk pola makan B2SA menjadi bagian dari mencegah terjadinya stunting pada anak.

“Isi Piringku ataupun B2SA ini linier dengan tujuan kita bersama untuk membentuk generasi yang sehat dan cerdas, juga upaya menurunkan prevalensi stunting. Sebab ketika anak tidak mendapatkan nutrisi dan gizi yang cukup, maka bisa menimbulkan potensi stunting dan menghambat tumbuh kembang anak,” jelasnya.

Pihaknya mengatakan melalui sosialisasi yang diikuti oleh kader dari 45 kelurahan di Kota Yogya, harapannya bisa memberikan gambaran secara menyeluruh bagaimana membentuk pola makan B2SA dimulai dari keluarga sendiri, terutama untuk anak di bawah dua tahun atau baduta.

“Mulailah dari keluarga sendiri, bagaimana bisa membiasakan pola makan dengan gizi seimbang, utamanya untuk mendukung tumbuh kembang baduta, jangan sampai muncul potensi stunting. Harapannya setela ini para kader TP PKK bisa menjadi kepanjangan tangan untuk memberikan edukasi ke masyarakat di wilayah,” katanya.

Sosialisasi Isi Piringku B2SA TP PKK Kota Yogyakarta.

Kemudian Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Yogyakarta Atik Wulandari menyampaikan, Isi Piringku secara umum menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

“Komposisi makanan dalam satu piring harus seimbang, untuk menerapkan pola makan ini tidak harus mahal yang bisa dimulai dari keluarga kita masing-masing. Ketika pola makan ini sudah terbentuk maka ini akan sangat mendukung pencegahan dan penurunan stunting. Secara khusus di Kota Yogya yang di tahun 2024 punya target zero stunting atau menurunkan hingga 5 persen,” ujarnya.

Sementara itu Penyuluh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Agung Suprihanto memaparkan, penerapan B2SA dalam Isi Piringku pada dasarnya bertujuan untuk membentuk pola hidup sehat yang dapat mendukung aktivitas dan produktivitas dalam keseharian.

“Secara konsep dasar dalam satu piring itu ada tiga jenis makanan yang mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, protein sebaga sumber pembangun dan mineral juga vitamin sebagai pengatur metabolisme tubuh. Ketiga hal itu yang harus diterapkan, supaya asupan yang masuk ke dalam tubuh mengandung nutrisi dan gizi yang seimbang,” paparnya. (Jul)