Peringati Serangan Umum 1 Maret WARGA WIROBRAJAN GELAR FESTIVAL SENI DAN BUDAYA
Berbagai cara dilakukan warga untuk memperingati sebuah peristiwa sejarah. Warga kecamatan Wirobrajan memilih mengisi peringatan peristiwa sejarah ini dengan mengelar festival seni dan budaya. Festival yang bertemakan Perjuangan Mempertahankan Seni dan Tradisi bangsa ini dilaksanakan, Sabtu, (04/03/2013) sore dengan melibatkan segala potensi masyarakat dari tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Wirobrajan. Festival Seni dan Budaya Wirobrajan menampilkan lomba lagu perjuangan, karnaval, lomba kreasi jaja tradisional, dan pentas seni tingkat RW se-kecamatan Wirobrajan Yogyakarta serta malam pentas seni dan malam penganugerahan penghargaan kepada para tokoh pejuang dan seniman.
Ketua Panitia pelaksana Festival, Saltana, S.Fil mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan seni, budaya dan tradisi yang dimiliki warga Wirobrajan dan meningkatkan kreativitas warga masyarakat. Festival ini juga sebagai bentuk lain media promosi wisata untuk datang ke Wirobrajan.
Dijelaskan kecamatan Wirobrajan banyak memiliki potensi seni dan budaya yang menjadi daya tarik wisata. Sebut saja Hadi Sukirno dengan produsen kerajinan kulit dengan produk utama wayang kulit untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun untuk hadiah atau souvenir. Gallery Hadi Sukirno juga menyediakan Wayang golek,wayang klithik dan souvenir, baik souvenir pernikahan dan perusahaan yang terbuat dari kulit dengan motif-motif wayang.
Kecamatan Wirobrajan juga banyak menyimpan potensi kesenian tari seperti Tari Topeng Ireng atau Topeng Edan, pedalangan, kethoprak , Liong Naga dan Barong Sai. Kecamatan yang berada di sisi barat kota Yogyakarta ini juga mempunyai banyak potensi wisata kuliner, belanja, dan fashion.
Saltana menjelaskan festival seni dan budaya ini didasari atas keprihatinan akan generasi muda yang menurutnya ( sekarang ini ) lebih bangga terhadap seni dan budaya negara asing yang belum tentu sesuai dengan akar seni, budaya, tradisi bangsa Indonesia. “Untuk itu bersamaan dengan momentum peringatan Serangan Oemoem 1 Maret 1949 ini masyarakat terutama generasi muda digerakkan lagi untuk mencintai seni dan budayanya sendiri,” ujar Saltana.
Festival yang baru pertama kali diselenggarakan di kecamatan Wirobrajan ini dilepas Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti dengan mengambil start depan kelurahan Wirobrajan atau di samping timur lapangan Mancasan Wirobrajan Yogyakarta.
Walikota dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan warga ini. Menurutnya, kegiatan budaya yang digagas oleh masyarakat untuk terus bertumbuh dan berkembang dalam seni dan tradisi merupakan sebuah kearifan masyarakat Wirobrajan yang harus didukung. Hal ini sesuai dengan harapan Pemkot Yogyakarta untuk lebih memberdayakan potensi masyarakat yang ada di wilayah. “Warga terus didorong agar lebih berdayaguna dan berhasilguna. Hal ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Yogyakarta Istimewa. Istimewa masyarakatnya, istimewa budayanya, istimewa kegiatannya, dan tentunya istimewa guyub, rukun diantara seluruh anggota masyarakatnya,” seru Walikota.
Walikota berharap perjuangan mempertahankan seni dan tradisi seperti yang dituangkan dalam tema festival ini bukan saja menjadi simbol, dan program tetapi menjadi sebuah komitmen masyarakat yang ada di kecamatan Wirobrajan. Walikota juga berharap kegiatan karnaval dan festival ini dapat juga memberikan tontonan dan sekaligus tuntunan bagi warga masyarakat Wirobrajan.
Camat Wirobrajan Jalaludin, S.Sos, M.Si mengatakan dalam memperingati Serangan Omum 1 Maret, masyarakat Wirobrajan berjuang untuk melestarikan seni dan budaya . “Jaman dahulu para pejuang berjuang untuk mengembalikan Yogyakarta ke pangkuan NKRI, sekarang disikapi warga Wirobrajan dengan memperjuangkan eksistensi seni dan budaya yang ada di Wirobrajan,” ujar Jalaludin. Jalaludin berharap kegiatan seni budaya yang ada di wilayahnya dapat pula mendukung kota Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata.
Jalaludin mengatakan potensi seni dan budaya di wilayahnya jumlahnya cukup banyak. Karena keterbatasan waktu maka tidak semua potensi kesenian yang ada di wilayahnya diikutkan pada karnaval seni dan budaya ini. “ Karena waktunya mepet maka, dari keseluruhan peserta yang ada baru sepatuhnya yang ikut,” tambah Jalaludin.
Dijelaskan di masing – masing kelurahan di wilayah kecamatan Wirobrajan dan bahkan tingkat Rukun Warga (RW) kelompok-kelompok kesenian tradisi seperti Wayang , Jathilan, Barongsai, tarian tradisional dan lainya tumbuh dan berkembang dengan baik. Kegiatan ini dimotori oleh Karang Taruna dan Forum Peduli Wisata serta dukungan dari pemerintah kelurahan.
Selain kegiatan berkesnian, Festival Seni Budaya Wirobrajan juga menggelar lomba kreasi jajan tradional dan lomba lagu perjuangan. (@mix)