Pengelolaan Pasar di Kota Yogya Jadi Contoh Daerah Lain

UMBULHARJO - Pemerintah Kota Yogyakarta menerima kunjungan Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh, Rabu (28/2) di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta. Pada kunjungan ini membahas mengenai kebijakan pasar modern dan pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta.

Kunjungan tersebut dipimpin oleh Penjabat Wali Kota Banda Aceh Amiruddin beserta jajarannya dan disambut baik oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo.

Singgih menyambut baik kunjungan dari Pemerintah Kota Banda Aceh yang ingin mempelajari pengelolaan pasar modern dan pengelolaan sampah yang ada di Kota Yogyakarta.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgi Raharjo menerima cinderamata dari Penjabat Wali Kota Banda Aceh Amiruddin di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta.

Ia mengatakan, sampai saat ini Kota Yogyakarta memiliki 29 pasar. Dimana pasar-pasar secara bertahap akan dilakukan revitalisasi.

“Salah satu pasar yang baru saja direvitalisasi dan diresmikan adalah Pasar Sentul. Sebelumnya ada Pasar Prawirotaman yang juga sudah menjadi pasar modern. Dimana kedua pasar ini selain menjadi pasar tempat jual beli kebutuhan pokok juga dimanfaatkan sebagai ekonomi kreatif dan kuliner,”jelas Singgih saat memberi sambutan.

Sehingga harapannya, selain menjadi tempat jual beli, kini pasar sangat familiar di kalangan anak muda untuk tempat berkumpul menikmati suasana pasar dikala senja sambil menikmati kuliner yang ada.

“Kita setting Pasar Sentul dan Pasar Prawirotaman memiliki rooftop dan dilengkapi dengan berbagai kuliner. Sehingga ini sangat menarik bagi anak muda untuk menikmati senja sambil minum kopi dan menikmati live musik,”ujarnya.

Belasan rombongan ikuti kunjungan kerja dengan penuh antusias.

Sejalan dengan hal tersebut, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta  Lusianingsih mengungkapkan, dengan konsep pasar yang ada di Kota Yogyakarta ini tentunya pengelolaan sampah juga menjadi pertimbangan dan menjadi fokus pemerintah. 

Dimana di setiap pasar terdapat unit pengelolaan sampah yang dikelola di masing-masing pasar.

“Untuk sampah yang basah atau organik di pasar sudah dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup. Selain itu, permasalahan sampah ini juga kita mengajak seluruh masyarakat ikut mengelola mulai dari sampah rumah tangga. Sehingga sampah di Kota Yogyakarta turun dari 300 ton per hari menjadi 150 ton per hari,”imbuhnya.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta  Lusianingsih saat memberikan ssmbuta.

Selain pengelolaan sampah di pasar, Ia menambahkan, Kota Yogyakarta juga sedang mengoptimalkan TPS 3R di Nitikan dan Karangmiri.

“Sehingga permasalahan sampah ini tertangani dari hulu ke hilir dengan maksimal. Selain itu, masyarakat juga melakukan pengelolaan sampah dengan gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo),”ungkapnya.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Banda Aceh Amiruddin sangat berterima kasih atas sambutan baik dari Pemkot Yogyakarta. 

Menurutnya, Kota Yogyakarta menjadi kota yang perlu ditiru terutama dalam pengelolaan revitalisasi pasar modernnya.

“Pemerintah Kota Banda Aceh di tahun ini memprioritaskan pengelolaan pasar. Sehingga dalam mengelola aset pemerintah yang bentuk pasar di Kota Yogyakarta yang dikelola dengan baik bukan hanya penertiban tetapi juga menuju pasar modern ini perlu kami contoh dan kami terapkan nanti Banda Aceh,”katanya.

Penjabat Kota Banda Aceh Amiruddin saat memberikan sambutan.

Sedangkan untuk pengelolaan sampah, Amiruddin sangat terkagum melihat Kota Yogyakarta yang sangat bersih dan tertata rapi.

“Pengelolaan sampah disini sangat baik. Semoga dalam pengelolaan persampahan dan  pengalaman yang ada di Kota Yogyakarta ini bisa terealisasikan juga di Banda Aceh,”ujarnya. (Hes)