JFFE 2024 Kolaborasi Penguatan Branding Yogyakarta sebagai City of Festival
Umbulharjo – Jogja Festival Forum Expo (JFFE) kembali hadir pada 7 hingga 8 Maret 2024 dengan menghadirkan rangkaian acara mulai dari simposium, workshop, diskusi publik hingga business matching dan networking event di Kota Yogyakarta.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan di tahun 2024 akan mulai dilakukan branding Yogyakarta sebagai City of Festival. Sebagai pilar dalam pengembangan ekonomi kreatif dan mengoptimalkan peran pariwisata lokal untuk perekonomian daerah. Dengan menggabungkan berbagai kreativitas melalui penyelenggaraan festival yang bervariasi dan penuh warna.
“Pembangunan pariwisata merupakan penggerak utama roda perekonomian Kota Yogyakarta, yang juga mempunyai efek ganda dalam menghasilkan dan menstimulasi pergerakan sektor pembangunan lainnya. Bagi Kota Yogyakarta kemajuan pariwisata akan memperbesar pengembangan pasar dan ekonomi, bersamaan dengan beragam festival sebagai daya tarik utama yang berfungsi sebagai etalase produk bagi UMKM, swasta dan masyarakat,” katanya pada Pembukaan JFFE 2024 di Ruang Yudistira Balai Kota.
Pihaknya yakin visi untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai City of Festival akan berhasil ketika kolaborasi untuk menciptakan nilai produk dan layanan yang berkualitas dapat terjalin dengan baik. Dengan terus saling menguatkan dan memberdayakan untuk mencapai tujuan yang sama, melalui kerja sama dengan JFFE yang juga melibatkan unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyelenggara dan sponsor JFFE 2024, yang pada momen ini juga menjadi titik untuk menghubungkan dan mempertemukan seluruh stakeholder dalam mengambil peran bagi pembangunan Kota Yogyakarta yang sejatera dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sejalan dengan itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menjelaskan di tahun 2023 kunjungan wisata mencapai 7,5 juta. Diikuti dengan nilai pertumbuhan ekonomi pariwisata sebesar 14,21 persen, serta meningkatnya lama tinggal wisawatan selama 1,86 hari atau sekitar 22,37 persen.
“Pencapaian tersebut diperoleh dari adanya kolaborasi terpadu lintas sektor yang juga diikuti dengan raihan skor kepuasan wisatawan terhadap kawasan Tugu, Malioboro dan Kraton atau Gumaton sebesar 85,58 persen. Selain itu Yogyakarta juga menjadi kota pilihan nomor satu masyarakat Indonesia untuk berwisata berdasarkan survei Good Stats 2023,” jelasnya.
Menurutnya kondisi positif tersebut harus dimanfaatkan untuk percepatan akselerasi pengembangan pariwisata berkualitas dan ekonomi kreatif yang lebih bernilai baik secara ekonomi, sosial, budaya juga lingkungan bagi masyarakat. Dengan mengedepankan pada penguatan ekosistem, peningkatan standar pelayanan dan produk lokal serta keterlibatan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, swasta, UMKM, komunitas juga masyarakat.
“Sebagai kota pariwisata Yogyakarta memiliki kekayaan pada seni, budaya, kawasan heritage dan beragam aksi pertunjukan yang menjadi potensi dan kekuatan untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif melalui atraksi dan festival dengan branding Yogyakarta sebagai City of Festival,” terangnya.
Sementara itu Country Director British Council di Indonesia dan Direktur Asia Tenggara Summer Xia mengungkapkan, sebagai bagian dari JFFE 2024 pihaknya meyakini dengan kekayaan budaya dan potensi yang dimiliki, Yogyakarta mampu menjadi tempat untuk berbagai festival juga menghubungkan berbagai stakeholder agar saling belajar dan berbagi dalam pengembangan ekonomi kreatif.
“Sudah 10 tahun kami menjadi bagian dari JFFE yang sejauh ini juga telah berkontribusi untuk penguatan branding Yogyakarta sebagai City of Festival. Kami yakin kolaborasi yang dibangun ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan budaya dan sektor ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan. Harapannya hasil dari berbagai kegiatan JFFE dapat menjadi bahan kolaborasi lebih lanjut untuk penguatan ekonomi kreatif secara global,” ungkapnya. (Jul)