Dendang Orkestra Ala Balaikota

KORPS MUSIK PEMKOT YOGYAKARTA
Dendang Orkestra Ala Balaikota


Dengan berdiri tegap, menggunakan uniform biru langit  lengkap dengan  atributnya, bertopi pet donker , masing-masing bersiaga dengan alat musiknya  siap menunggu aba-aba dari Mbah Wasna sang Conductor.  Dengan sedikit ayunan tongkat sang Conductor, mengalunlah lagu Maju Tak Gentar sebagai tanda Upacara Bendera di Lapangan Balaikota Yogyakarta segera dimulai.

Pemandangan ini akan mudah dijumpai ketika kita menghadiri upacara bendera di Halaman Balaikota Yogyakarta setiap pertengahan bulan atau di even-even khusus. Korps Musik (Korsik) Pemerintah Kota Yogyakarta telah eksis sejak tahun 1987. Embrio Korsik berasal dari Markas Wilayah Pertahanan Sipil (Mawil Hansip) Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. Dalam perjalanannya, reformasi birokrasi mengharuskan Mawil Hansip dibubarkan dan Pemerintah Kota Yogyakarta membentuk Kantor Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat (Kantor Kesbang & Linmas). Dengan demikian, pembinaan korsik pun kemudian melimpah ke Kantor Kesbang & Linmas.


Perubahan kelembagaan ini mendatangkan momentum bagi korsik untuk berkembang karena setelahnya personil korsik merupakan gabungan dari eks Hansip dan bertambah anggota Linmas. Dan selanjutnya, direkrut juga anggota-anggota baru dari PNS dan pegawai Non PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang didominasi dari Kantor Kebakaran dan Pol PP. Tahun 2004 korsik bergabung di Sub Bagian Protokol Bagian Umum Setda Kota Yogyakarta, untuk selanjutnya mulai Tahun 2006 melebur di Bagian Protokol sampai dengan saat ini.


Sejak awal berdiri, Korsik Pemerintah Kota Yogyakarta sudah mendapat perhatian dari Departemen Pertahanan RI untuk pembinaannya dengan menugaskan beberapa personil dari TNI AD dan AU untuk berpartisipasi sekaligus mengupayakan agar Korsik Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki performance setara dengan korsik yang ada di TNI. Dan saat ini, Korsik Pemerintah Kota Yogyakarta merupakan satu-satunya di Pemerintah DIY karena Kabupaten lain belum memiliki Korps Musik.
    
Perjalanan Panjang Derap Langkah Korsik


Dirintis di era kepemimpinan Walikota Jatmikanto medio Tahun 1987. Pak Sobari (alm), Pak Welas (alm) dan Pak Wawu (alm) adalah trio perintis Korsik yang dulunya bernama Korps Sangkakala. Saat itu dengan keterbatasan yang ada, hanya mengandalkan suara dari 3 terompet, 1 tenor dan 1 genderang tidak lantas menyurutkan niat dan keinginan kuat beliau bertiga untuk menjadi bagian dari membangun kekhidmatan dan kemegahan sebuah prosesi upacara melalui iringan lantunan lagu-lagu perjuangan.


Dalam suatu upacara baik militer maupun sipil, korsik dimainkan untuk menandai dimulainya upacara, pada saat inspektur upacara memasuki lapangan upacara, penghormatan pada inspektur upacara, laporan komandan upacara pada inspektur upacara, pada saat pengibaran bendera, mengheningkan cipta, dan penutup upacara. Dan pada upacara-upacara khusus, iringan musik menjadi bagian dari penghormatan kepada lambang-lambang kesatuan atau kenegaraan.


Saat ini, Korsik Pemerintah Kota Yogyakarta beranggotakan 43 orang dengan kekuatan 6 terompet, 3 klarinet, 3 trombon, 4 saxophone, 9 senar drum, 9 tenor, 2 balera, 1 bass drum dan 1 simbal dan digawangi oleh 5 orang pelatih, berbagai lagu-lagu perjuangan semisal Indonesia Raya, Maju Tak Gentar, Halo-Halo Bandung, Himne Mengheningkan Cipta dan beberapa lagu daerah mampu dilantunkan dengan baik.


Upacara-upacara yang senantiasa membutuhkan kehadiran korsik adalah HUT Proklamasi RI tanggal 17 Agustus, Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Hari Pahlawan 10 Nopember, Hari Korpri 29 Nopember, Hari Otonomi Daerah 25 April, HUT Pemerintah Kota Yogyakarta 7 Juni, HUT Kota Yogyakarta 7 Oktober, Upacara Bendera Karyawan dan upacara seremonial lainnya.


Kesolidan Korsik Pemerintah Kota Yogyakarta dalam setiap aksinya tidak dapat dilepaskan dari peranan Mbah Wasna sebagai punggawanya., Mbah Wasna telah bergabung dari awal berdirinya korsik dan tetap konsisten mengembangkan korsik walaupun saat ini kesibukannya sebagai PNS di Bagian Protokol Setda Kota Yogyakarta cukup menyita waktu beliau. Bakat musik Mbah Wasna didapatkan secara otodidak tanpa melalui pendidikan khusus, hanya niat dan kemauan untuk berlatih yang keraslah yang menjadikan Mbah Wasna menjadi seniman musik khusus korsik seperti saat ini. Karir Mbah Wasna dimulai sebagai pemegang perkusi kemudian memegang alat tiup dan saat ini mengemban amanah sebagai conductor dan pelatih.


Dalam rangka meregenerasi anggota, Korsik Pemerintah Kota Yogyakarta terus merekrut personil yang terbuka bagi karyawan dan masyarakat umum dengan mengacu pada ketentuan yang ada. Upaya peningkatan kualitas dilaksanakan dengan terus melatih anggota setiap sebulan sekali. Saat ini anggota korsik berasal dari berbagai instansi diantaranya Dintib, Kec UH, Kec GK, Dinhub, Kantor Arpusda, Bag Umum, pensiunan dan masyarakat umum.
Tanggal 14 Maret 2013 korsik berkesempatan berlatih di Satuan Musik Militer Type B Kodam IV/Diponegoro, Watu Gong, Kabupaten Semarang. Materi yang dipelajari adalah membaca not balok dan melatih tangga nada (scale), penguasaan alat musik, perawatan alat musik, pemakaian yang tepat, serta cara memperlakukan alat musik agar senantiasa awet dan terjaga kualitas suaranya.


Hal yang sungguh membanggakan dari Korsik Pemkot Yogyakarta adalah motivasi, profesionalisme dan kekompakan anggotanya yang merupakan bauran antara golongan sepuh dan golongan muda. Perbedaan usia dan pengalaman ternyata tidak lantas menimbulkan kegamangan, tetapi justru menciptakan kesadaran bahwa sesepuh membimbing yang muda, dan yang muda mengunduh pengalaman dari seniornya.


Kedepan Korsik, senantiasa berlatih, berlatih dan berlatih untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam bermusik. Dan, Korsik mengajak siapa saja karyawan Pemkot atau masyarakat umum untuk bergabung menjadi pemain musik profesional atau untuk menyalurkan hobi bermusik. (
Hyanwisnhu Jati Yudo.P, SH,MH/Dian Astuti, S.IP.,M.Si _ Protokol )