Penyandang Disabilitas Kota Yogya Pelajari Al Quran Braile

Umbulharjo-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya terus berupaya mewujudkan Kota Yogya sebagai kota inklusi. Salah satu upaya tersebut dengan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas terkait layanan keagamaan.

Layanan tersebut berupa kegiatan baca tulis Al Quran bagi penyandang disabilitas yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogya.

Sekretaris Baznas Kota Yogya, Misbahrudin mengatakan program  Madrasah Al Quran disabilitas diluncurkan pada bulan akhir bulan Maret 2024 lalu dengan tujuan untuk memberikan perhatian bagi para penyandang disabilitas. Menurutnya para penyandang disabilitas perlu mendapatkan perhatian khusus. 

"Kegiatan ini bertujuan memberikan afirmasi layanan keagamaan kepada teman-teman penyandang disabilitas" bebernya saat di temui, Kamis (18/4/2024).

Menurutnya program ini merupakan bukti dedikasi pemerintah untuk memberikan dampak positif dalam kehidupan semua warga serta memastikan bahwa pendidikan agama dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang kemampuan fisik.

Dalam program tersebut pihaknya juga menggandeng Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) yang berada di Mantrijeron. Yaketunis ini merupakan lembaga pembelajaran baca tulis Al-Quran yang dikhususkan bagi penyandang tunanetra di wilayah Kota Yogya.

"Kegiatan belajar mengajar dipusatkan di Yaketunis yang berlokasi di Kemantren Mantrijeron. Jadi kami fokus pada penyandang disabilitas tunanetra terlebih dahulu," ungkapnya.

Hingga saat ini jumlah pengajar pada program tersebut berjumlah 6 orang yang juga merupakan penyandang tunanetra. Sementara untuk pesertanya berjumlah 60 orang dari tingkatan pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari TK hingga SMP. 

Sebelum mulai mengajar, lanjutnya, para pengajar ini diberikan pelatihan terlebih dahulu, terutama bagaimana menggunakan Al Quran braille.

"Ini untuk mempersiapkan pengajar yang kompeten sehingga akses pendidikan Al Quran bagi penyandang disabilitas dapat terpenuhi," katanya.

Untuk pencarian pengajar maupun santri dilakukan dengan pendekatan kepada komunitas. Salah satunya melalui adalah Yaketunis. "Bentuk suport lainnya yang diberikan oleh Baznas Kota Yogya adalah berupa honor bagi para pengajar," katanya.

Dalam pembelajarannya para peserta ditargetkan bisa membaca dan menulis Al-Quran menggunakan huruf braile dalam waktu 6 bulan. Syaratnya, santri harus rutin mengikuti kegiatan yang ada. 

"Pertemuannya dua hari dalam seminggu, mereka akan menghabiskan waktu selama 1,5-2 jam untuk belajar membaca dan menulis Al-Quran. Satu guru akan mengampu 4 santri," imbuhnya.

Pihaknya berharap program tersebut dapat menjangkau seluruh tunanetra di Kota Yogya sehingga mereka dapat menguasai baca tulis Al Quran sejak dini. "Pendampingan akan terus dilakukan secara masif agar bisa menjangkau seluruh tunanetra yang ada di Kota Yogya," katanya. (Han)