Sambut Hari Kartini Perupa Perempuan Yogya Gelar Pameran
Gondokusuman - Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo secara resmi membuka Kimaya Art Exhibition 2024 dengan tema Infinity di Hotel Kimaya Sudirman Yogyakarta by Harris pada Jumat (19/4), yang melibatkan lima perupa perempuan Yogyakarta dengan menampilkan lebih dari 20 karya lukisan.
Pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai salah satu even yang dapat meningkatkan daya tarik wisata berbasis senian dan budaya di Kota Yogya. Sekaligus menjadi pemantik para seniman untuk terus produktif dalam berkarya.
"Inilah yang harus kita lakukan dengan mengkolaborasikan seni dan budaya karena DNA pariwisata Kota Yogya adalah seni dan budaya itu sendiri. Tentu kami sangat mengapresiasi pameran lukisan yang ini sudah masuk tahun kedua, harapannya dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya untuk terus menghidupkan ikon seni budaya dan pariwisata Kota Yogya," ujarnya.
Singgih mengatakan, pameran lukisan yang juga digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini pada 21 April tersebut juga menjadi satu bukti emansipasi perempuan terus berkembang di Kota Yogya. Perempuan punya kebebasan untuk berekspresi dan berkarya.
"Ini merupakan kolaborasi yang cantik antara lima perupa perempuan yang tentunya akan memberikan inspirasi untuk kita semua agar terus berkarya dan produktif. Dengan harapan karya-karya lukis yang luar biasa indah ini dapat dinikmati sekaligus diapresiasi," katanya.
General Manager Kimaya Sudirman Yogyakarta Diah Anggraeni menyatakan, kelima perupa yang berkolaborasi adalah Febritayustina, Hani Santana, Ika Ria Ernawati, Indira Bunyamin dan Retno Aris dengan penulis Karen Hardini.
"Kelima perupa yang terlibat merupakan perempuan yang memiliki beragam latar, minat dan profesi. Di mana pameran tersebut akan berlangsung pada 19 April sampai 18 Juli 2024 dengan menampilkan 25 karya lukis yang juga menjadi satu kegiatan untuk memperingati Hari Kartini," jelasnya.
Pihaknya berharap melalui pameran tersebut dapat menjadi suatu gambaran bahwa hotel juga bisa menjadi wadah bagi para seniman untuk memamerkan hasil karyanya. Selain itu juga sebagai media untuk menampung daya tarik pariwisata.
Sementara itu penulis pameran Karen Hardini mengungkapkan infinity sendiri dimaknai sebagai titik awal bagi sebagian perupa, dan titik lanjut bagisebagian lainnya, tentang perjalanan yang terus berulang dan melaju tanpa ujung.
"Pameran ini dimaknai sebagai momentum mengingat kembali peran perempuan yang dihembuskan melalui karya seni. Di mana tema infinity hendak menyingkap segala sesuatu atas keresahan yang menyenangkan, mendamaikan, hingga memunculkan imaji yang tak terduga. Karena pada dasarnya Infinity adalah sesuatu yang tak ada batasnya, namun berpeluang menjadi rumit sekaligus menarik," ungkapnya. (Jul)