TP2DD Kota Yogya Perkuat Digitalisasi Pelayanan Publik dengan Studi Banding ke Denpasar
DENPASAR - Kota Denpasar belum lama ini menegaskan keberhasilannya dalam pengimplementasian Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) dengan diraihnya Penghargaan Terbaik II P2DD Wilayah Jawa-Bali Tahun 2023. Peringkat tersebut sebelumnya diduduki Kota Yogyakarta pada Penghargaan P2DD Wilayah Jawa-Bali Tahun 2022.
Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar ini memotivasi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Yogyakarta untuk mempelajari praktik yang telah sukses dilaksanakan oleh TP2DD Kota Denpasar dalam mengimplementasikan program Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) di kotanya.
Untuk itu, TP2DD Kota Yogyakarta dipimpin langsung oleh Asisten Administrasi Umum sekaligus Plt. Kepala BPKAD Kota Yogyakarta, Wasesa dan didampingi oleh Pimpinan Cabang Senopati Bank BPD DIY, Gunawan Hasri Baskoro melakukan kunjungan kerja dan studi tiru ke Kota Denpasar guna menambah wawasan dan kapasitas terkait transformasi digital dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kota Yogyakarta. Kunjungan tersebut diterima Asisten Administrasi Umum Kota Denpasar, Dewa Nyoman Semadi beserta jajaran dalam acara Capacity Building TP2DD di Kompleks Balai Kota Denpasar, Selasa (23/4).
Asisten Administrasi Umum, Wasesa mengatakan, perkembangan digitalisasi di Kota Yogyakarta dapat dikatakan hampir optimal. Seluruh perekembangan digitalisasi daerah di Kota Yogyakarta telah terintegrasi dalam satu aplikasi yakni Jogja Smart Service (JSS).
"Pada Tahun 2024 ini kita akan tingkatkan di pendapatan retribusi. Caranya dengan mengembangkan retribusi yang terintegrasi di QRISNA dan terus mengedukasi masyarakat untuk memilih pembayaran non-tunai dibandingkan tunai.", jelas Wasesa.
Dipilihnya retribusi sebagai fokus pengembangan P2DD Tahun 2024 karena saat ini pembayaran retribusi di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakata masih belum tersedia di QRIS Dinamis/QRISNA. Sedangkan untuk pembayaran pajak daerah telah tersedia dalam QRISNA.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Kota Denpasar, Dewa Nyiman Semadi menyebut, salah satu strategi mereka dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara non tunai yaitu melalui pendampingan langsung ke Wajib Pajak pada saat pelaporan dan pembayaran ke program unggulan mereka, "Pagi Denpasar".
Pagi Denpasar merupakan singakatan Pajak Digital Denpasar. Aplikasi ini mencangkup Pajak Hotel dan Restoran (PHR), Pajak Air Bawah Tanah (ABT), Pajak Parkir, Pajak Reklame, dan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
"Pembayaran pajak langsung kami arahkan dengan menggunakan mobile banking dan QRIS. Jadi kami tidak menerima uangnya secara fisik.", ujar Dewa.
Sedangkan untuk retribusi, saat ini Pemkot Denpasar sedang mengembangkan aplikasi Retribusi Kesehatan berkerjasama dengan BPD Bali.
"Seluruh aplikasi P2DD yang kami kembangkan berkerjasama dengan Bank BPD Bali dan dibantu semuanya oleh Bank BPD Bali. Memang belum terintegrasi satu sama lain, namun dari situ kami lebih dulu melihat bagaimana penerimaannya di masyarakat untuk dikembangkan lebih lanjut", terang Dewa.
Di sisi lain, Pimpinan Cabang Senopati Bank BPD DIY, Gunawan Hasri Baskoro mengatakan, salah satu unsur utama dari digitalisasi adalah elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah (Pemda).
"Menjadi peran Bank BPD DIY untuk berkolaborasi dengan Pemerintah (Pemkot) Yogyakarta untuk memfasilitasi sistem yang akan digunakan Pemerintah Daerah, terutama untuk pengelolaan belanja dan pengelolaan anggaran di Pemkot Yogyakarta.", ujar Gunawan.
Melalui TP2DD, Pemkot Yogya, Bank BPD DIY, dan Bank Indonesia senantiasa bersinergi sesuai dengan prioritas dan target Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah agar diperoleh pemikiran dan konsep yang sama sesuai dengan Road Map TP2DD yang telah ditetapkan. (Alr)