Macapat dengan Musik Kekinian, Upaya Generasi Muda Lestarikan Budaya
Umbulharjo-Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogya menggelar pertunjukan seni macapat yang bertajuk 'Membumikan Ilmu dan Mengembangkan Kebudayaan' bertempat di Taman Budaya Embung Giwangan, Selasa (7/5/2024).
Tema ini diusung dalam suasana Hari Pendidikan Nasional. Total ada 25 orang peserta yang terdiri berbagai usia yang membawakan macapat.
Kepala Disbud Kota Yogya, Yetti Martanti mengatakan acara tersebut bertujuan untuk melestarikan sastra lokal dalam tembang Macapat kepada generasi muda. Menurutnya generasi muda adalah pionir, penggali, dan penerus budaya agar budaya dapat terus lestari.
"Kami mengajak para generasi muda untuk ikut dan berperan aktif dalam memelihara keberlangsungan budaya seni macapat. Ini juga sebagai upaya mendekatkan tradisi sastra macapat kepada generasi muda ditengah arus modernisasi yang terus bergulir," bebernya.
Agar macapat dapat menarik dipelajari bagi generasi muda, pihaknya menggandeng Macapat Project sehingga muncul ide seni macapat yang dibalut dengan musik kekinian.
"Ketika macapat hanya sekadar macapat konvensional, tentu kurang menarik. Macapat di hip-hop kan, ada konduktornya, dan menggunakan biola lebih menarik untuk anak-anak. Dalam naskah macapat yang dilantunkan juga disesuaikan dengan tema," jelasnya.
Yetti berkomitmen pihaknya akan terus berupaya untuk melestarikan budaya ke generasi muda.
“Sebagai kekayaan budaya yang perlu dijaga tentu harus diwariskan ke tiap generasi dengan tampilan dan inovasi yang menarik sesuai zamannya,” katanya.
Ia berharap tradisi bermacapat kembali hidup di tengah keseharian masyarakat Kota Yogyakarta, terutama pada generasi muda.
Dalam acara ini masyarakat disuguhkan berbagai tembang dalam konsep panembrama seperti tembang Kinanthi Gandamastuti, tembang Sekar Mijil Wedharingtyas, tembang Sekar Asmarandana, dan tembang Gugur Gunung yang diiringi oleh koreografi tarian dan alunan gamelan.
Harmoni tembang macapat menghanyutkan penonton menikmati Senja di Taman Budaya Embung Giwangan.
Salah satu peserta, Vebiola Andreina Kharisa menceritakan ketertarikannya mengikuti acara macapat senja karena dirinya sudah sejak lama memang gemar terhadap budaya Jawa.
"Saya memang tertarik dan menyenangi budaya Jawa, apalagi saat mendengar tembang macapat dan gemelam, itu relaksasi bagi saya," kata siswi kelas 10 SMAN 3 Yogyakarta ini.
Dirinya berpesan agar para generasi muda juga ikut melestarikan budaya Jawa agar budaya tersebut tidak hilang dan dapat terus bertahan. "Kalau bukan kita siapa lagi," imbuhnya. (Han)