Libatkan Swasta dalam Penanganan Stunting di Kota Yogya

Danurejan-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya berhasil menurunkan angka stunting. Tercatat, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogya pada tahun 2023 prevalensi stunting di Kota Yogya pada angka 11,76 persen.

Angka tersebut sudah lebih rendah dari prevalensi stunting nasional akhir Desember 2023 yaitu 21,6 persen. Capaian ini bahkan melampaui target nasional penurunan stunting 14 persen yang ditargetkan akan dicapai pada tahun 2024.

Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo menuturkan capaian tersebut merupakan hasil dari kerjasama yang apik dan berbagai inovasi dari masing-masing perangkat daerah di Kota Yogya.

"Disetiap perangkat daerah memiliki programnya masing-masing untuk menekan kasus tersebut. Misalnya DP3AP2KB gencar melakukan sosialisasi kepada para Kader PKK di 45 kelurahan serta berupaya meningkatkan jumlah kelompok PIK R di Kota Yogya. Dari Dinkes juga rutin melakukan pemantauan pertumbuhan serta pekembangan kepada anak di bawah lima tahun," tandasnya.

Selain itu, penurunan stunting juga dilakukan bersama lintas sektor melalui pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang tidak hanya melibatkan instansi di lingkup Pemkot Yogya saja.

"Kami juga menggandeng instansi di luar Pemkot seperti Polresta, Kodim, Baznas, Kemenag, dan lainnya. Dalam menangani dan mencegah stunting kami menggerakan semua pemangku kepentingan," katanya saat penilaian kinerja aksi konvergensi penanggulangan stunting di kantor Bappeda DIY, Rabu (8/5/2024).

Pemkot Yogya pun menggandeng pihak swasta melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR) atau program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TSLP) untuk menciptakan inovasi guna menekan angka stunting.

Berbagai Inovasi tersebut diantaranya 
Semangat Gotong Royong Bebas Stunting  (Segoro Bening), ruang laktasi portable, kunjungan stunting langsung di wilayah (Kutiladyah).

"Selain itu juga ada gemar makan berbahan protein (gembrot), bersatu terintegrasi mewujudkan Yogyakarta dengan keluarga yang unggul dan non stunting atau Bimo Kunting, dan masih banyak lagi,” jelasnya.

Dalam paparan penilaian kinerja penanggulangan stunting, Singgih menyampaikan Pemkot Yogyakarta secara keseluruhan telah melaksanakan pelaporan pelaksanaan 8 aksi konvergensi penanggulangan stunting di web ibangda.

"Berdasarkan capaian ibangga DIY 2023, Kota Yogya memiliki capaian ibangga tertinggi se DIY. Kami akan terus berkomitmen untuk menurunkan prevalensi angka stunting," jelasnya

Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo saat memaparkan upaya Pemkot Yogya dalam menekan kasus stunting.

Terkait TPPS, Kepala Dinkes Kota Yogya, Emma Rahmi Aryani menambahkan tim ini terdiri dari berbagai unsur, seperti tenaga kesehatan, PKK, dan kader KB yang tersebar di seluruh kelurahan.

"Minimal dua tim per kelurahan. Tim ini memiliki tugas melakukan pemantauan terhadap remaja putri untuk menjaga kesehatan, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, sehingga potensi stunting bisa dicegah sejak awal," imbuhnya. (Han)