Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan Simbol Persatuan Warga
Kampung Dipowinatan telah dicanangkan sebagai salah satu kampung wisata di Kota Yogya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk memperkuat semangat kebersamaan dan persatuan antar warga. Masih dalam suasana gegap gempita menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan RI, pada hari Minggu (18/8) warga Kampung Dipowinatan menggelar Merti Golong-gilig.
Ritual budaya Golong-gilig dilakukan dengan seremoni pengikatan lidi simbol kebersamaan. Warga diibaratkan seperti sebatang lidi yang kemudian saling diikatkan menjadi satu kesatuan. Selanjutnya dilakukan kirab budaya yang dilepas oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogya, Eko Suryo Maharso dengan mengangkat bendera Bregodo Dipo Satrio.
Eko Suryo mengatakan bila orang tidak tahu sepintas Kampung Dipowinatan tak jauh beda dengan kampung-kampung lainnya di Kota Yogya. Namun bila dilihat lebih dalam lagi kampung ini memiliki kekhasan tersendiri. Selain lingkungannya bersih, warganya ramah dan memiliki kepedulian menjaga budaya yang dimiliki.
“Semoga kegiatan ini makin meneguhkan semangat nasionalisme warga dan lebih meningkatkan kecintaan terhadap tradisi dan budaya,” ujarnya.
Upacara adat Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan selalu digelar setelah peringatan HUT Kemerdekaan RI. Dalam upacara tersebut ditampilkan fragmen persatuan warga yakni berupa prosesi pengumpulan lidi oleh warga yang dimulai dari tingkat RT hingga RW. Kemudian lidi yang terkumpul dibawa ke lokasi upacara untuk dilakukan pengukuhan niat dengan diikat menjadi satu dengan kain merah putih.
Pengurus Paguyuban Warga Dipowinatan (PWD), Agus Sutopo menambahkan upacara adat tersebut menjadi simbol persatuan dan kebersamaan warga. Usai prosesi pengikatan lidi dilakukan kirab budaya keliling kampung. Kirab ini melibatkan Bregodo Diposatrio yang merupakan duplikat Bregodo Patangpuluhan sebagai simbol penjaga keamanan serta gunungan simbol golong-gilig dan dimeriahkan tokoh masyarakat serta pasukan musik rebana.
Selain untuk melestarikan budaya, Merti Golong-gilig Kampung Dipowinatan juga sebagai ajang pesta rakyat. Karena, di sela upacara adat dibagikan makanan khas Dipowinatan yakni kue bakpao dan arem-arem kepada warga masyarakat. Kemudian dilanjutkan pembagian aneka makanan dari warga kepada pengunjung.
Maka tak heran jika kegiatan seni budaya ini berlangsung meriah dan disambut gembira oleh warga masyarakat dan pengunjung. Selain berhasil menanamkan nilai-nilai kebersamaan kegiatan budaya ini juga mampu memberikan hiburan bagi masyarakat. (Ita)