SYAWALAN GUBERNUR DIY DENGAN PEJABAT DAN TOKOH MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA

Dalam kontek membangun peradaban yang menandai keistimewaan bisa diandaikan “Hijrah” kembali ke ”Fitrah “, yang sejatinya baru langkah awal untuk menata sebuah konstruksi masyarakat peradaban. Masyarakat peradapan yang sedang dituju adalah, representasi masyarakat yang ditegakkan lima Perdais sebagai pilar Keistimewaan, yang mengikat setiap warga ditengah masyarakat yang majemuk. Hal ini dikatakan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam acara Syawalan dan Silahturahmi Pejabat dan Tokoh Masyarakat Kota Yogyakarta, Kamis (22/08) di Halaman Balaikota Timoho.

Ditambahkan Sultan, masyarakat peradaban setidaknya memuat lima prisip pokok dalam dimensi, Kepemimpinan, Sosial Budaya, Agama, Politik, dan Hukum. Kepemimpinan dalam semua jenjang harus menjadi suri teladan masyarakat layaknya sosok Satriya yang rela melayani. Tentu merubah mindset ini tidaklah mudah karena dalam budaya Jawa seorang Satriya selalu dilayani oleh para punakawan.

“Kota butuh banyak pemimpin-pekerja dalam semua sektor dan di setiap jenjang dengan tipe work leader. Pemimpin yang memimpin dengan bekerja di lapangan tidak hanya duduk di meja. Ibarat pohon solusinya tidak berada di buah tetap di akar-akarnya. Pemimpin di semua eselon harus memeriksa sampai aspek bagaimana kebijakan dan proyek dijalankan tidak hanya percaya pada judul kegiatannya saja,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan masyarakat peradaban akan bisa terbangun jika ada interaksi positif antar tiga institusi negara. Lembaga eksekutif sebagai aparat penyelenggara negara harus mampu bekerja demi kemaslahatan rakyat. Lembaga legislatif sebagai pengontrol eksekutif juga harus bersih. Lembaga yudikatif sebagai arena penyelesaian konflik secara legal formal tidak terlibat dalam mafia hukum dan peradilan.

Sementara itu, Walikota Yogya, H Haryadi Suyuti mengemukakan guna memaknai kemerdekaan jajaran Pemkot Yogya bersama warga masyarakat berkomitmen mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sumber daya masing-masing. Serta menanamkan niat untuk melakukan yang terbaik dan bermanfaat bagi tanah air tercinta dan tentu saja untuk Jogja Istimewa. Dengan tetap berlandaskan pada 4 pilar Segoro Amarto yakni kedisiplinan, kepedulian social, gotong royong dan kemandirian.

“Dapat kami haturkan pula bahwa kesungguhan Pemkot Yogya dan bersama seluruh warga masyarakat mewarnai keistimewaan DIY telah berbuah prestasi yaitu keberhasilan Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo menjadi juara lomba desa dan kelurahan tingkat nasional tahun 2013, yang mengalahkan 8.309 kelurahan lain,” jelasnya.

Selain itu, kerja keras dan dukungan masyarakat telah mengantarkan KUA Kecamatan Gondomanan meraih juara pertama KUA tingkat nasional. Penghargaan bagi Pemda yang berkinerja tertinggi juga kami peroleh yang rencananya akan diserahkan oleh Presiden RI di Kampus IPDN Jatinanggor pada tanggal 27 Agustus mendatang. (And)