Pergelaran Macapat 2024 Kolaborasikan Gending dan Tarian

UMBULHARJO - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta kembali menggelar perayaan budaya seni macapat sejak hari Kamis-Jumat sore tanggal 16-17 Mei 2024 di Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta.

Pergelaran Macapat dengan tema Rikat Rakit Raket 2024 merupakan upaya pemerintah dalam menjaga dan menghidupkan seni sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya adiluhung Yogyakarta.

Kepala Seksi Bahasa dan Sastra, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ismawati Retno mengatakan, ada 200 peserta dari berbagai paguyuban macapat, komunitas seni, dan pamulangan macapat yang tersebar di 14 Kemantren yang ada di Kota Yogyakarta.

“Ini merupakan tanggungjawab kami dalam hal mendorong pelestarian seni macapat. Tidak hanya berhenti disini saja, kami juga secara rutin melaksanakan pelatihan, pergelaran, dan kompetisi yang melibatkan para seniman dan masyarakat,”jelas Isma saat diwawancara.

Ratusan peserta dari perwakilan 14 Kemantren di Kota Yogyakarta mengikuti pagelaran Macapat di Taman Budaya Embung Giwangan.

Tambahnya, pagelaran macapat ini sebelumnya juga sudah dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2024 dengan menyasar kaum milenial. Namun, untuk kali ini merupakan tahap kedua pagelaran macapat yang berlangsung pada tahun 2024.

“Di tahapan kedua ini adalah pergelaran macapat yang mengiuti pakem dari Kraton Ngayogyakarta dan Puro Pakualam, dikolaborasikan dengan gending dan tarian  dari Cendik Art Dance. Pesertanya dari kelompok usia dewasa dan lansia yang rata-rata sudah rutin mengikuti pelatihan baik di tingkat kemantren maupun di Pamulangan Kraton Ngayogyakarta dan Puro Pakualaman,” katanya.

Tak hanya itu, kegiatan ini, masyarakat yang hadir juga disuguhi dengan jamuan angkringan gratis.

Pihaknya berharap, pergelaran Macapat yang mengusung tema Rikat Rakit Raket 2024 ini menjadi wadah inspirasi bagi para pelaku seni dan masyarakat untuk terus bergerak maju dalam upaya pelestarian seni macapat.
 

Pemerintah berharap, seni macapat dapat di lestarikan turun temurun.

“Semoga pergelaran Macapat ini terus bergerak cepat dalam upaya pelestarian dan pengembangan macapat. Sehingga satu sama lain akan terus saling bergerak, bekerja cepat, melengkapi dan menyempurnakan dalam berproses dalam kebersamaan yang saling mendukung untuk memajukan seni macapat,”ungkapnya.

Ia menambahkan, pelaku seni yang terlibat adalah Paguyuban Macapat dari 14 kemantren se-Kota Yogyakarta, Pamulangan Macapat Kridha Mardawa Kraton Yogyakarta, Pamulangan Macapat Puro Pakualaman, dan Komunitas Macapath Project. 

Sementara itu, saat ditemui, salah satu peserta Pergelaran Macapat  yang juga merupakan Koordinator Paguyuban Macapat Kemantren Gondomanan, Sugeng Sanyoto mengungkapkan, rasa senangnya ketika ikut dalam kegiatan seni macapat yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta.

“Seni macapat ini memiliki kepuasan tersendiri. Selain dapat membuat ketenangan batin, yang terkandung didalamnya juga mengikuti nilai-nilai keagamaan,”ujarnya.

Kegiatan ini diikuti para lansia yang tersebar di Kemantren di Kota Yogyakarta. 

Ia sangat mengapresiasi pagelaran macapat yang dilakukan oleh Dinbud Kota Yogyakarta. 

“Terutama, pagelaran macapat ini melibatkan pemula yang ada di kemantren. Semoga ini memberikan wawasan baru bahwa macapat ini perlu ada pengembangan tidak hanya khusus orang tua saja tapi juga pada anak muda. Sehingga akan lebih banyak lagi anak muda dan lansia yang banyak suka macapat,”imbuhnya.

Walaupun seni macapat sering digemari oleh banyak orang tua, di Kemantren Gondomanan masih sangat sedikit peminatnya.

Sehingga pihaknya berharap, dengan kegiatan seperti ini akan menambah banyak lansia yang juga ikut melestarikan seni macapat.

“Amat sangat sulit mencari orang-orang yang senang budaya macapatan , ini menjadi momentum untuk mensupport agar banyak warga senang pada kesenian macapat,” ungkapnya. (Hes)