KOMUNITAS HIJAU KOTA JOGJA MENGADAKAN AKSI BERSIH

Paguyuban, komunitas dan  warga pecinta lingkungan seperti komunitas pengolah sampah Jaripolah, komunitas sepeda kuno Kodja, Pory, Gafatar, FKWA, Pare Anom, Paksikaton, siswa SMP Imacullata Yogyakarta, SD Muhammadyah dan warga masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Hijau Yogyakarta, Minggu, (22/09/13) melakukan aksi bersih-bersih kota Yogyakarta. Peserta yang dibagi dalam beberapa kelompok secara serentak  membersihkan sampah disekitar Taman Budaya.  Ada sebagaian menuju  ke Pasar Beringharjo untuk membagi-bagikan tas belanja ramah lingkungan kepada para pembeli.  Beberapa kelompok lain membersihkan wilayah  titik nol kilometer Yogyakarta, depan Gedung Agung, monumen SO, depan kantor Bank Indonesia dan  Alun-Alun utara.

Kepala Sub Bidang Pengendalian, Evaluasi, dan Pelaporan Bappeda Cesaria Eka Yulianti mengatakan aksi ini merupakan bagian dari Program  Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dari pusat yang jatuh di kota Yogyakarta.  Kota hijau dapat dikenali dari 8 (delapan) atribut yang menyertainya, yaitu Perancangan dan perencanaan kota yang ramah lingkungan. Ketersediaan ruang terbuka hijau yang memadai, minimal 30 persen dari luas kota. Konsumsi energi yang efisien. Pengelolaan air yang efektif. Pengelolaan limbah dan sampah dengan prinsip 3R (reuse, reduce dan recycle). Bangunan hemat energi (green building). Penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan. Peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau.

“Aksi bersih-bersih hari ini merupakan salah satu dari atribut kota hijua yakni peningkatan  peran serta masyarakat sebagai komunitas hijau. Ada beberapa komunitas dan paguyuban pecinta lingkungan hijau seperti Jari Polah, pecinta sepeda kuno, warga masyarakat dan sekolah ikut dalam aksi ini,” ujar Cesaria.

Cesaria menambahkan bersih-bersih sampah di wilayah Malioboro dan Alun-Alun Utara dan sekitanya ini merupakan salah satu aksi dari komunitas hijau yang bertujuan  mendidik masyarakat untuk mengurangi sampah terutama berbahan dasar plastik.

Diselah acara pembagian tas belanja ramah lingkungan kepada para pedagang pasar Beringharjo Endang salah seorang koordinator lapangan  Forum Kota Hijau Yogyakarta mengatakan  aksi pembersihan sampah plastik dan pembagian tas belanja kepada para pedagang ini bertujuan  memberikan sosialisasi kepada para pembeli dan pedagang untuk mengurangi pemakaian tas (kantong)  plastik.  “Tas yang dibagikan ini diharapkan bisa dibawa para pembeli disaat mereka berbelanja. Jadi tidak perlu menggunakan tas plastik. Mereka cukup bawa tas ini setiap mau belanja. Tas ini cukup kuat dan bisa menampung cukup banyak barang belanjaan. Yang jelas bisa ramah lingkungan dan mengurangi sampah plastik,” ujar Endang.

Terlihat tas yang dibagikan ini memang cukup kuat dari sisi bahan dan jahitannya serta nyaman  dibawa berbelanja.  Ukurannya sekitar 50 centi meter persegi. Tas berwarna hijau ini bertuliskan Diet Plastik - Forum Kota Hijau Yogyakarta.

Salah seorang ibu peserta aksi bersih bersih yang ditemui di Alun Alun Utara Yogyakarta mengatakan tindakan pembagian tas ini seharusnya dibarengi dengan sosialisasi kepada para pemilik warung, toko, swalayan, supermarket dan pasar tradisional untuk mengurangi pemakaian kantong plastik atau tas berbahan plastik. Sebab menurutnya akan percuma apabila para pedagang ini setiap kali membungkus barang dagangannya menggunakan kantong plastik.  Ibu yang tidak mau menyebutkan namanya ini menghimbau kepada masyarakat agar mengurangi penggunaan tas plastik, dan kalaupun terpaksa dirinya menyarankan agar tidak membuangnya di sembarang tempat. (@mix)