Pemkot Bekali Warga Teknis Penyembelihan Hewan Kurban

Umbulharjo – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan tengah mempersiapkan pemantauan penyembelihan hewan kurban di lebih dari 400 titik lokasi pada momen Iduladha mendatang, melingkupi lokasi penyembelian di wilayah, masjid, sekolah hingga pondok pesantren.

Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Muhammad Imam Nur Wahid menjelaskan, di tahun 2023 tidak ditemukan kejadian luar biasa dalam pemantauan penyembelihan hewan kurban di Kota Yogyakarta.

“Berdasarkan hasil pantauan tahun lalu hanya mayoritas aman, sehat, utuh dan halal. Tapi memang beberapa ditemukan cacing hati, pneumonia pada paru-paru, ataupun beberapa pathogen yang menyebabkan bintik dan bengkak, ini yang kemudian harus diafkirkan atau dipisahkan karena tidak layak konsumsi,” jelasnya pada Senin (27/5).

Pihaknya mengatakan, temuan tersebut tergolong tidak berbahaya dan tidak menular ke manusia selama bagian tersebut langsung dipisahkan. Sementara dagingnya tetap layak dikonsumsi selama penanganannya sudah sesuai dengan prosedur.

“Saat ini kami sudah mulai melakukan sosialisasi dan juga workshop di tujuh kemantren, terkait Pelaksanaan Teknis Penyembelihan Hewan Kurban. Sementara wilayah lainnya akan dapat giliran, begitu juga natinya berkoordinasi dengan Kemenag Kota Yogya, Baznas, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, Pimpinan Daerah Muhammadiyah untuk mendata wilayah dan masjid mana saja yang akan menjadi lokasi penyembelihan hewan kurban,” terangnya.

Imam memastikan, perwakilan dari panitia di wilayah dan juga takmir masjid akan dibekali pengetahuan dan pelatihan tata cara penyembelihan hewan kurban. Termasuk berkaitan dengan aspek higienitas, sanitasi, lingkungan, peralatan, lokasi penyembelihan hingga pengelolaan atau penanganan daging kurban, sebelum Iduladha. Sebagai upaya perlindungan konsumen agar daging yang dibagikan ke masyarakat layak konsumsi, aman, sehat, utuh dan halal.

“Kemudian ada juga tim gabungan yang nantinya akan melakukan apel siaga berupa pemeriksaan antemortem, yang dilakukan dengan cara evaluasi visual dan fisik hewan, seperti melihat tanda-tanda penyakit, memeriksa kondisi kulit, mata, hidung, dan sistem pernapasan. Tujuan utamanya memastikan hewan kurban bebas dari penyakit menular yang dapat membahayakan kesehatan manusia saat mengonsumsi dagingnya, serta memberikan rasa aman pada masyarakat,” terangnya.

Pihaknya juga berpesan, apabila masyarakat menemukan hal yang mencurigakan pada hewan kurban ataupun dagingnya bisa berkonsultasi melalui layanan aduan di aplikasi Jogja Smart Service atau bisa melalui media sosial baik ke Pemkot maupun Dinas Pertanian dan Pangan agar bisa segera dilakukan pemeriksaan dan pengecekan lebih lanjut. (Jul)