Musim Hujan Waspadai Penyakit DBD dan Leptospirosis
Warga Yogya diminta mewaspadai sejumlah penyakit yang biasa menyerang di musim penghujan, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD), Leptospirosis, Chikungunya, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Diare. Banyaknya genangan air di lingkungan sekitar dapat memicu perkembangbiakan sumber penularan penyakit. Untuk itu, warga diminta meningkatkan daya tahan tubuh serta menjalankan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) agar terhindar dari berbagai penyakit yang merebak selama musim penghujan.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Citraningsih Yuniarti didampingi Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, dr Endang Sri Rahayu kepada wartawan, Senin (4/11) di Aula Humas Kota Yogya. “Genangan air yang tidak dibersihkan bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk apalagi kalau suhu udara meningkat nyamuk akan mudah sekali menetas. Agar terhindar dari penyakit, kita harus meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi gizi seimbang. Jangan cuma makan nasi yang banyak tapi lengkapi dengan vitamin, buah dan sayur agar daya tahan tubuh tetap terjaga,” jelasnya.
Pemkot Yogya telah melakukan kesiapan terhadap berbagai macam penyakit yang biasa menyerang di musim penghujan dengan membuat Surat Edaran (SE) Kewaspadaan DBD dan Leptospirosis yang ditandatangani Sekretaris Daerah. Disamping itu, petugas survailance yang ada di wilayah secara rutin berkeliling ke rumah warga melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) memantau jika ada penularan penyakit untuk segera dilaporkan ke Puskesmas yang selanjutnya dilakukan tindakan untuk penanggulangan.
“Kami juga telah mengingatkan kembali kepada wilayah yang telah memiliki Community Deal gerakan pemberantasan nyamuk, apakah sudah rutin dilaksanakan atau belum? Karena, masalah kesehatan tidak bisa hanya ditangani oleh Dinas Kesehatan tapi perlu kerja sama dengan masyarakat. Kami juga minta warga menjadi juru pemantau jentik (jumantik) di rumah masing-masing karena yang mengetahui kondisi rumahnya adalah mereka sendiri,” kata Citra.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogya, dari bulan Januari sampai dengan awal November tahun ini jumlah penderita DBD di Kota Yogya mencapai 875 kasus, 4 orang diantaranya meninggal dunia. Dibandingkan tahun lalu, jumlah ini mengalami peningkatan. Sedangkan untuk Leptospirosis terdapat 24 kasus tersebar di sejumlah wilayah di Kota Yogya. Sampai dengan awal tahun dimana curah hujan masih tinggi, warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.
Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogya, dr Endang Sri Rahayu menambahkan masyarakat diminta untuk peduli menghitung hari panas jika ada anggota keluarganya yang sedang sakit. Sebab untuk penyakit DBD biasanya warga lengah dengan panas yang sudah turun pada hari keempat dan kelima. Padahal justru pada saat itu sedang dalam masa kritis sehingga warga diminta untuk siaga dan segera membawa ke rumah sakit.
“Kalau Leptospirosis itu gejala umumnya hampir sama dengan Chikungunya, seperti demam, sakit kepala, lemah dan lesu. Tapi jika penderita mengalami konjungtivitis atau mata memerah seperti belekan, nyeri di betis dan tidak bisa kencing selama enam jam, berarti merupakan gejala Leptospirosis dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Leptospirosis kalau sudah masuk dalam tubuh prosesnya cepat sekali sehingga harus segera ditangani di rumah sakit,” jelas dr Endang. (Ita)