Meriahkan HUT Pemkot Yogya, Ribuan ASN Napak Tilas Kantor Balai Kota dari Masa ke Masa
KRATON -Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memiliki cara unik untuk mengenalkan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN)-nya tentang sejarah Balai Kota sebagai pusat pemerintahan. Pagi ini Kamis (6/6/2024) ribuan ASN Pemkot Yogyakarta diajak napak tilas dengan berjalan kaki menuju tempat-tempat yang pernah menjadi bagian sejarah perjalanan Pemkot Yogyakarta.
Acara napak tilas tersebut merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Pemkot Yogyakarta. Rombongan napak tilas terbagi dalam tiga rute perjalanan. Napak tilas ini dimulai dari Sasono Hinggil komplek Alun-alun Selatan yang dilepas oleh Pelaksana Tugas Harian (Plh) Asisten Perekonomian Pembangunan Pemkot Yogyakarta, Hari Wahyudi. Sasono Hinggil dipilih sebagai titik awal lantaran tempat tersebut menjadi pusat pemerintahan pertama Pemkot Yogyakarta tahun 1947-1952.
Hari menyatakan jalan santai napak tilas ini mengajak para ASN Pemkot Yogyakarta untuk memasuki lorong waktu kembali ke masa lalu dengan mengunjungi tempat-tempat yang pernah menjadi Kantor Pemkot Yogyakarta. “Kita napak tilas dari awal mula Pemkot Yogyakarta yaitu di Sasono Hinggil,” ujar Hari.
Rombongan ASN napak tilas rute pertama ini mengenakan berbagai kostum tempo dulu. Ada yang memakai busana Gagrak Ngayogyakarta, berpakaian lurik dan mengenakan pakaian pejuang kemerdekaan. Hari mengungkapkan pemilihan kostum tempoe doeloe tersebut dipilih lantaran pada waktu itu para abdi negara belum memiliki seragam khusus.
"Jadi pada saat bertempat di sini (Sasono Hinggil) para abdi negara ini belum memiliki seragam yang resmi. Pakaiannya masih bebas (dengan) pakaian Jawa. Di Ndalem Poenkawan sudah mulai periode pertengahan mulai ada seragam. Di Pakualaman (seragam ASN) sudah mulai modern sampai Balai Kota,” terangnya.
Rombongan napak tilas rute pertama dari Sasono Hinggil berjalan kaki menuju Ndalem Poenakawan yang menjadi kantor Pemkot Yogyakarta pada tahun 1952-1956. Rombongan pertama yang tiba di Ndalem Poenakawan itu lalu menyerahkan pataka berlogo Pemkot Yogyakarta kepada rombongan napak tilas rute kedua.
Setelah itu rombongan napak tilas kedua, melanjutkan perjalanan dari Ndalem Poenakawan ke Ndalem Kepatihan Pakualaman dengan berjalan kaki. Rombongan napak tilas rute kedua dilepas oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta Wirawan Haryo Yudho.
Rombongan yang mengikuti napak tilas rute kedua dari Ndalem Poenakawan hingga Ndalem Kepatihan Pakualaman menggunakan berbagai seragam ASN dan kostum. Mulai dari seragam ASN warna keki, seragam Korpri dengan membawa map hingga pakaian dinas lapangan. Selain itu juga membawa pernak pernik HUT ke-77 Pemkot Yogyakarta diiringi tabuhan drum band maupun alat musik tabuh, angklung dan lainnya. Antusiasme juga ditunjukan dengan teriakan yel-yel tiap rombongan
Salah satu peserta adalah Agung Nugroho, perwakilan dari Kemantren Wirobrajan memakai kostum pejuang kemerdekaan. Ia memilih kostum tersebut karena ingin mengenang para pahlawan sebagai semangat ASN dalam melayani masyarakat. "Kostum ini untuk mengenang para pendahulu kita karena mereka telah memberikan semangat kepada kita dalam memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat," beber Agung.
Sementara itu peserta napak tilas dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta tampil dengan kostum tempo dulu dengan berkain dan berkebaya. Sedangkan ASN pria menggunakan seragam zaman dulu. Abu Aniin pegawai Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta itu menyebut menggunakan seragam ASN zaman dulu era tahun 1980am. Dia mengaku tidak sulit mencari kostum itu karena mendapat pinjaman seragam dari para ASN senior di Dinas Kebudayaan. Menurutnya kegiatan napak tilas itu menarik dan menambah wawasan dirinya terkait sejarah perjalanan Pemkot Yogyakarta.
“Ini menggambarkan bagaimana kostum-kostum dari para pegawai Pemkot Yogyakarta pada tahun 80-an. Sangat meriah, seru banget,” ucap (Han/Tri)