Pemantauan Pemberian MPASI Cegah Kasus Stunting Baru di Yogya
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) berupaya mencegah adanya kasus stunting baru di Kota Yogyakarta. Salah satunya dengan memantau pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) bagi anak bayi yang sudah berusia 6 bulan ke atas. Pemantauan MPASI itu adalah bagian dari intervensi serentak pencegahan stunting di Kota Yogyakarta.
Penjabat Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Sugiharti Mulya Handayani mengapresiasi atas kerja keras kader PKK dalam penanganan stunting selama ini di Kota Yogyakarta. Namun diharapkan upaya penanganan dan pencegahan terus dilakukan untuk mencegah kasus stunting baru. Mengingat situasi dan kondisi status gizi balita yang mengalami stunting masih ada di Kota Yogyakarta.
“Mari bergandengan tangan bergerak bersama dan semangat bersama mengatasi dan mencegah munculnya kasus stunting baru di Yogyakarta,” kata Sugiharti saat membuka webinar pemantauan pemberian MPASI pada balita, Jumat (7/6/2024).
Pihaknya menegaskan gerakan PKK sesuai amanah 10 program pokok PKK antara lain terkait kesehatan dan perencanaan sehat. Sugiharti menjelaskan peran PKK dalam mencegah masalah gizi pada anak dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui peran kader serta melaksanakan pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pendataan sasaran. Selain itu melaksanakan bina keluarga balita dan PAUD yang terintegrasi dengan posyandu serta memberikan gizi seimbangn dan MPASI kepada ibu hamil, menyusui.
“Tentu para kader sudah memahami ini. Namun perlu mengingatkan kembali masyarakat untuk datang ke Posyandu dan memberikan asupan makanan bergizi seimbang dan pemenuhan MPASI,” tuturnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Sarmin menyebut berdasarkan data survei kesehatan Indonesia (SKI) angka stunting tahun 2023 yang dipublish tahun 2024, prevalensi angka stunting di Kota Yogyakarta adalah 16,08 persen. Sedangkan pada tahun 2022 prevalensi stunting di Kota Yogyakarta sebanyak 13,8 persen. Hal itu menunjukkan adanya fluktuatif prevalensi angka stunting sehingga harus menjadi perhatian untuk bisa diturunkan.
“Kami harap keluarga yang memiliki balita, cantin (calon pengantin) dan ibu hamil agar datang ke Posyandu untuk mengetahui riil data stunting,” ujar Sarmin.
Sarmin menyatakan Kemendagri sudah menyampaikan surat edaran intinya seluruh kabupaten kota melakukan intervensi serentak terkait pencegahan stunting. Di Kota Yogyakarta sudah ditindaklanjuti dengan surat edaran wali kota tentang intervensi serentak pencegahan stunting di Kota Yogyakarta. Hal itu sebagai upaya untuk mencegah dan mewujudkan zero stunting.
Sedangkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Aan Iswanti mengatakan indikator MPASI masuk dalam 11 intervensi spesifik prioritas dalam percepatan penurunan stunting. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan signifikan antara pemberian MPASI dini dengan terjadinya stunting. Termasuk tekstur pemberian MPASI juga berpengaruh terhadap status gizi anak. Oleh sebab itu harus dipastikan pemberian MPASI benar sesuai usia anak dan bergizi seimbang sesuai kebutuhan.
“Syarat pemberian MPASI harus tepat waktu, adekuat atau mampu memenuhi kecukupan energi, protein dan zat gizi mikro. Selain itu pemberian MPASI harus aman dan benar seperti disiapkan dengan cara higienis dan diberikan secara terjadwal mengikuti respon lapar dan kenyang anak. Minimal konsumsi lima jenis misalnya ASI, kacang-kacangan, susu, daging dan sayuran,” tandas Aan. (Tri)