Pemkot Yogya Minta BP2KY Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan   

UMBULHARJO- Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto melantik unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) periode 2024-2028. Pemerintah Kota Yogyakarta meminta BP2KY segera melakukan konsolidasi dan bekerja sama untuk mempromosikan wisata dan meningkatkan  lama tinggal wisatawan di Kota  Yogyakarta.

Ada 9 orang unsur penentu kebijakan BP2KY yang dilantik mewakili beberapa unsur seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), asosiasi agen tour dan travel (Asita), Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) serta akademisi bidang kepariwisataan. Sembilan orang unsur penentu kebijakan BP2KY itu yakni Ketua Aldi Fadhlil Diyanto, Wakil Ketua Rahimudin, Sekretaris Ida Fitri Nahdiati serta anggota Ferdina Maharani, Mohammad, Sanny Pratomo, Paulus Bawole, Agus Budiyanto, dan Amelia Lintang Mahiswara.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengucapkan selamat kepada sembilan orang yang menjadi unsur penentu kebijakan BP2KY periode 2024-2028.  Pihaknya berharap BP2KY segera berkonsolidasi, bekerja sama dan bersinergi untuk mempromosikan pariwisata Kota Yogyakarta.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menyerahkan surat keputusan pelantikan unsur penentu kebijakan BP2KY periode 2024-2028. 

“Kita dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perkembangan di dunia pariwisata agar tidak tertinggal dan tetap menjaga daya saing dengan daerah tujuan wisata lain. Di samping terus berusaha meningkatkan angka lama tinggal wisatawan serta menambah angka kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik,” kata Sugeng saat pelantikan unsur penentu kebijakan BP2KY 2024-2028 di Balai Kota Yogyakarta, Senin (10/6/2024).

Menurutnya perlu ada upaya untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi ceruk-ceruk pasar yang baru. Dicontohkan wisatawan yang memiliki minat khusus terkait nuansa sejarah. Kemantren dan kampung-kampung di Kota Yogyakarta memiliki potensi sejarah yang dapat digali. Misalnya di wilayah Wirobrajan dari sisi sejarah adalah tempat Tumenggung Wirobraja. Potensi itu dapat dibuat penanda dan berisi informasi sejarah tempat tersebut.

Sugeng menegaskan berbagai upaya juga telah dilakukan seperti menambah kuantitas dan kualitas event-event festival wisata, promosi pariwisata melalui pameran, event promosi di dalam dan luar negeri. Termasuk menambah daya tarik wisata Kota Yogyakarta melalui pengembangan kampung wisata dan UMKM ekonomi kreatif serta meningkatkan SDM pariwisata.

Sugeng memberikan sambutan dan beberapa pesan kepada unsur penentu kebijakan BP2KY periode 2024-2028 yang telah dilantik. 

“Soal spending money, ukuran keberhasilan kepariwisataan tentunya tidak lepas dari belanja wisatawan. Monggo kita bersama-sama menyuguhkan keistimewaan yang kita punyai khususnya di Kota Yogyakarta. Tidak mungkin Pemkot Yogya bekerja sendiri, kami mohon dibantu semua,” terangnya.

Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko, mengatakan ketugasan BP2KY antara lain mengejar target lama tinggal wisatawan, tingkat kunjungan atau pergerakan wisatawan dan tingkat belanja. Dia menyebut tahun ini target wisatawan mencapai 3,25 juta wisatawan dengan lama tinggal 1,8 hari dan belanja wisatawan Rp 1,75 juta. Diakuinya untuk lama tinggal masih menjadi tantangan untuk mencapainya.

Sementara itu Ketua BP2KY Kota Yogyakarta Aldi Fadhlil Diyanto menyatakan BP2KY sudah merencanakan program untuk mempromosikan pariwisata Kota Yogyakarta. Misalnya mengikuti pameran wisata untuk mengenalkan dan meningkatkan pasar dari mancanegara. Termasuk berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura 1 terkait rencana Vietnam dan Thailand yang akan membuka penerbangan langsung ke DIY. Selain itu merambah pasar domestik di luar Jawa seperti Lampung, Palembang dan Makassar. Daya tarik wisata yang diunggulkan terkait kebudayaan dan cagar budaya di Kota Yogyakarta serta potensi kampung wisata.

Sembilan orang unsur penentu kebijakan BP2KY periode 2024-2028 usai dilantik. 

“Kita harus berkoordinasi dengan lintas sektor. Karena kalau length of stay (lama tingga) kita tidak bisa bergerak sendiri. Kita berusaha untuk koordinasi dengan kabupaten lain sehingga length of stay tetap bisa terjangkau. Harapannya menginap tetap di Kota Yogya dan target tinggal di Kota Yogya lebih lama. Mereka bisa berwisata di luar kota seperti sleman,Gunungkidul tapi mereka akan kembali bermalam di Kota Yogya,” pungkas Aldi.(Tri)