Rakornas Pengendalian Inflasi Jaga Stabilitas Harga Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat

Gondomanan – Pemerintah Kota Yogyakarta turut serta dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2024 yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY pada Jumat (14/6). Tema yang diangkat pada Rakornas tersebut adalah Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga.

Dalam arahan Gubernur DIY yang diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kuncoro Cahyo Adi disampaikan, salah satu inovasi yang dilakukan untuk memperkuat pengendalian inflasi di hilir adalah program Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi atau Mrantasi.

“Mrantasi hadir bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan tujuan untuk meningkatkan literasi kepada pedagang pasar dan masyarakat tentang inflasi dan peran mereka dalam mengendalikan harga. Inovasi tersebut menambah program yang sudah ada seperti Kios Segoro Amarto yang berfungsi sebagai toko referensi harga di pasar,” sampainya.

Rakornas Pengendalian Inflasi 2024 yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY pada Jumat (14/6).

Sejalan dengan itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim menjelaskan perkembangan inflasi di DIY beberapa tahun lalu lebih tinggi dari nasional. Namun memasuki tahun 2024 bisa membuktikan berada di bawah jawa dan nasional, capaian pada bulan Mei ini berada di angka 2,28 persen year on year dan berada di peringkat 6 secara nasional,” jelasnya.

Pihaknya menegaskan capaian tersebut tidak lepas dari sinergi TPID DIY dengan kota dan kabupaten, melalui kerja sama antar daerah yang semakin solid. Dengan didukung pengkinian data Indeks Harga Konsumen (IHK) mengacu paca Survei Biaya Hidup (SBH) di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul.

“Untuk Kota Yogyakarta inflasi year on year Mei 2024 2,69 persen sementara Kabupaten Gunungkidul 1,96 persen. Tentunya kita bersama-sama optimis inflasi di DIY dapat terus terjaga dan stabil dengan memperkuat upaya pengendalian inflasi, dengan kerangka 4K yaitu Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif. Begitu juga dengan inovasi Kios Segoro Amarto yang sudah diterapkan di provinsi lain dan ke depan pengembangannya akan diperkuat lagi di DIY,” terangnya.

Pemaparan Perkembangan Inflasi DIY.

Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan, inflasi di Kota Yogya masih masuk dalam kategori yang cukup rendah. Pihaknya memastikan inflasi terus diupayakan pengendaliannya agar tetap stabil, secara khusus pada momen besar seperti hari raya keagamaan ataupun hari besar nasional.

“Tentunya kami bersama-sama selalu menjaga bagimana kemudian angka inflasi tetap berada di posisi angka yang rendah. Kemudian mengkondisikan bahan pangan pokok tersedia supaya kebutuhan masyarakat terus tercukupi. Seperti pelaksanaan operasi pasar atau pasar murah, yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai referensi harga untuk menjaga daya beli,” katanya.

Menurutnya Kota Yogya sebagai destinasi wisata dan juga kota pelajar, memang banyak mengalami peak season di mana permintaan pasar meningkat. Untuk itu pihaknya bersama TPID Kota Yogya dan juga DIY memastikan bahan pangan pokok tersedia dan mencukupi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

“Dengan berbagai upaya dan inovasi dalam pengendalian inflasi, selain menjaga stabilitas harga tentunya tujuan utamanya adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga ketika terjadi kenaikan harga, kita kondisikan bisa ditekan agar tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah,” ungkapnya. (Jul)