Pemkot Buka Peluang Tingkatkan Ekonomi Warga Lewat Nglarisi

UMBULHARJO - Gerakan Gandeng Gendong menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam meningkatkan perekonomian dengan melibatkan masyarakat di Kota Yogyakarta.

Sejalan dengan hal tersebut, saat ini Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM (DinperkopUKM) Kota Yogyakarta menyelenggarakan pembukaan pendaftaran kelompok Gandeng Gendong.
Dimana gerakan Gandeng Gendong yang diluncurkan pada 10 April 2018 ini merupakan cara Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengakselerasi penanganan kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan beragam permasalahan perkotaan lainnya.
Kepala DinperkopUKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo mengatakan, sampai saat ini total kelompok Gandeng Gendong berjumlah 193 kelompok. Jumlah tersebut sudah melalui kurasi yang sebelumnya berjumlah 230 kelompok.
“Kami lakukan kurasi pada kelompok yang tergabung di Gandeng Gendong secara berkala. Dengan pembukaan pendaftaran ini harapannya akan semakin banyak kelompok di Kelurahan/Kemantren yang ikut dan terbantu perekonomiannya dengan bergabung Nglarisi Gandeng Gendong,”jelas Tri Karyadi saat di wawancarai, Kamis (20/6).
Pihaknya mengungkapkan, banyak keinginan dari kelompok yang ada di wilayah untuk masuk ke dalam kelompok Gandeng Gendong.
Untuk itu, pada proses pendaftaran masuk ke dalam kelompok Gandeng Gendong ini tidak berbatas waktu. “Jadi ketika ada kelompok Gandeng Gendong yang ingin masuk di Nglarisi silahkan segera lapor ke DinperkopUKM Kota Yogyakarta dan akan dikurasi. Jika kita lakukan metode berbatas waktu pendaftaran, takutnya banyak kelompok yang tergesa-gesa. Sehingga kita hanya mengkurasi setelah mereka mendaftar,”ujarnya.

Salah satu pembinaan yang di lakukan DisperkopUKM Kota Yogyakarta melalui peningkatan kelompok Gandeng Gendong,diikuti 30 peserta UKM Kuliner Kota Yogyakarta,yang diselenggarakan pada tanggal 11-14 Juni 2024, Di Hotel Regantris Malioboro.

Ia berharap, dengan secara berkala mengkurasi kelompok ini, akan semakin banyak varian produk-produk makanan yang berkualitas dari penyedia jasa atau kelompok Gandeng Gendong yang digunakan oleh OPD di lingkungan Pemkot Yogyakarta melalui aplikasi Nglarisi.
“Sehingga nanti akan ada kompetisi yang sehat, karena semua akan kami bina. Selain itu, harapannya akan semakin banyak warga kota yang terbantu perekonomiannya,”ujarnya.
Menurutnya, dengan mengajak kelompok Gandeng Gendong masuk ke dalam aplikasi Nglarisi, anggaran makan dan minum dari APBD di Kota Yogyakarta dapat terserap minimalnya hingga 60 persen. 
“Karena 60 persen ini sudah diperhitungkan. Selain itu, agar balance memiliki keseimbangan pembelanjaan produk dan harapannya agar UMKM bisa belajar dengan produk-produk makanan yang sudah memiliki branding dan bisa mensejahterakan dengan minimalnya anggota ini yang punya status Kartu Menuju Sejahtera (KMS),”ungkapnya.
Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah, DinperkopUKM Kota Yogyakarta, Bebasari Sitarini mengungkapkan, dalam gerakan Nglarisi yang sudah berdiri sejak 2019 setelah adanya program Gandeng Gendong di tahun 2018, sudah bisa mengangkat perekonomian di masyarakat khususnya bagi kelompok Gandeng Gendong.
Namun dalam perjalanannya ada beberapa kendala yang dihadapi seperti dari pihak penyedia sudah terbiasa dengan menggunakan whatsApp akibatnya melupakan aplikasi Nglarisi yang seharusnya dilakukan agar transaksi tercatat. 
Pihaknya berpesan, agar Perangkat Daerah banyak yang menggunakan aplikasi Nglarisi. “Masih banyak pihak pemesan tidak menggunakan aplikasi Nglarisi. Sehingga pihak penyedia mengingatkan kembali kepada pihak pemesan untuk menggunakan aplikasi Nglarisi,”ungkapnya.
Sehingga rata-rata pendapatan penjualan dari kelompok Gandeng Gendong ini dalam tahun 2022 mendapatkan total kurang lebih sebanyak Rp 2,7 M per tahunnya. Sedangkan, untuk tahun 2023 mengalami penurunan dengan total sebanyak Rp 1,2 M per tahunnya. Jumlah pendapatan dari tahun 2022 dan tahun 2023 mengalami penurunan akibat terdampak Covid-19.
Selanjutnya, salah satu Koordinator Kelompok Gandeng Gendong ‘Kencana Boga’ Fera mengaku, sebelum masuk Gandeng Gendong omset per bulan belum ada. Namun setelah masuk Gandeng Gendong dan banyak yang berminat membeli produk jualannya, omzet yang didapat Kencana Boga per bulan rata-rata Rp 200 juta hingga Rp 400 juta.

Pembinaan kelayakan dan penyajian makanan yang dilakukan DisperkopUKM Kota Yogyakarta.

Bahkan penjualannya tidak hanya laris di lingkup Pemkot Yogyakarta saja tetapi hingga luar wilayah Pemkot Yogya.
“Harapannya dengan adanya program Gandeng Gendong dapat membantu kelompok, untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok. Untuk itu, dibutuhkan pembinaan terhadap kelompok. Semoga terus berlanjut dan ditingkatkan, karena manfaatnya sangat luar biasa bagi anggota Gandeng Gendong,”ungkapnya. (Hes)

 

 

 

 

*Foto merupakan dokumentasi DinperkopUKM Kota Yogyakarta.