Optimalkan Penanganan ODGJ, Pemkot Giatkan Kembali Kelurahan Siaga Sehat Jiwa
UMBULHARJO - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat adanya peningkatan penderita (orang dengan gangguan jiwa) ODGJ di Kota Yogyakarta. Dimana jumlah penderitanya pada tahun 2023 sebanyak 1239 jiwa (termasuk warga luar wilayah) dan tahun 2024 sampai dengan bulan Mei sebanyak 1101 jiwa (termasuk warga luar wilayah).
Untuk itu, perlu menggiatkan kembali Kelurahan Siaga Sehat Jiwa (KSSJ) di wilayah. Hal ini disampaikan oleh, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Arumi Wulansari.
“Selama ini terbentuknya tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat yang aktif hanya di Kemantren. Untuk di Kelurahan belum ada. Dengan jumlah ODGJ yang saat ini mengalami peningkatan, maka perlu menggiatkan kembali KSSJ ini,”jelas Arumi Wulansari, saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (24/6).
Pihaknya mengatakan, dalam penanganan ODGJ di Kota Yogyakarta, Kelurahan bekerjasama dengan tim dari sektor lainnya seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, LPMK, PKK, Karang Taruna dan lain sebagainya.
Selain pengendalian di wilayah, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga melakukan sosialisasi terkait KSSJ di 45 Kelurahan yang sampai saat ini sudah berjalan di 19 Kelurahan di Kota Yogyakarta.
Menurutnya, peran penting dalam menangani ODGJ yakni dari keluarga pasien. Dimana masih ditemukan banyak keluarga yang malu untuk mengakui dan melaporkan keluarga yang menderita ODGJ ke puskesmas atau posyandu yang di wilayahnya.
“Pengaruh keluarga pasien ini sangat penting. Jangan sampai kurangnya perhatian lebih dari keluarga memperburuk kondisi pasien dengan stigma malu memiliki salah satu keluarga yang menderita ODGJ. Kita tekanka, jangan ada stigma di masyarakat, penderita ODGJ ini sama penanganannya,”ungkapnya.
Arumi menambahkan, kesehatan mental ini makin tinggi terutama diderita oleh anak-anak dan remaja. Dengan berbagai macam faktor mulai dari putus cinta, tidak sesuai dengan mimpi yang dikejar, keseringan menggunakan gadget, masalah keluarga / broken home serta diderita oleh lansia yang memiliki riwayat sakit kronis yang menyebabkan stres berkepanjangan. “Maka perlu adanya deteksi dini dengan skrining kesehatan jiwa yang bisa dilakukan secara mandiri, ke posyandu maupun puskesmas juga ada. Dengan ini, gangguan jiwa dapat ditekan,”ujarnya.
Ia berpesan, bagi warga Kota Yogyakarta yang ingin membantu ODGJ di wilayahnya, masyarakat bisa melaporkan melalui RT, RW kemudian melaporkan ke Kelurahan. Sehingga penderita ODGJ dapat segera tertangani dengan baik.
“Jika tidak memungkinkan ke puskesmas, maka tim puskesmas akan menyambangi rumah pasien. Dengan upaya yang dilakukan melalui sosialisasi, harapannya masyarakat mau menerima dan ikutserta dalam pelaksanaan perkembangan KSSJ di wilayah. Sehingga, semakin banyak lagi cakupan pelayanan ODGJ yang bisa diberikan untuk warga Kota Yogyakarta,”ungkapnya.
Sementara itu, Perawat Penyelia Puskesmas Kotagede I, Arif Sulistiyanto ikut serta dalam memberikan pelayanan terbaik di wilayah bagi penderita ODGJ salah satunya dengan program Kesehatan Jiwa diantaranya, Sentuh Kader dan Caregiver Sewaktu (Sekar Sewaktu), Sekolah Sewaktu, dan Kedai Sewaktu.
Salah satu kegiatan nyata yang dilakukan pada program Sekar Sewaktu yakni melakukan pembinaan kader dan keluarga ODGJ. Selain itu, untuk Sekolah Sewaktu melakukan kegiatan mini rehabilitas kognitif, afektif dan psikomotor melalui pembinaan klien ODGJ.
Pihaknya berharap, akan semakin banyak program dan perhatian baik dari keluarga dan lingkungan serta pemerintah yang ikut serta dalam menangani ODGJ. “Tentunya penderita ODGJ ini sangat membutuhkan perhatian dari lintas sektor dengan berbagai program yang diharapkan dapat membantu mereka dalam mengolah jiwa dan raga agar kesehatan jiwanya terus membaik”ujarnya. (Hes)
*Foto merupakan dokumentasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Pusksesmas Kotagede 1 Yogyakarta.