SEKAR JUMPUTAN DONGKRAK EKONOMI KELURAHAN MUJA-MUJU

Batik yang semakin hari semakin dinikmati keindahanhya oleh semua kalangan ini ternyata tidak hanya terpaku oleh batik tulis cap maupun printing, namun ada juga batik yang dibuat dengan cara yang sangat mudah dan sederhana, dilakukan oleh siapa saja termasuk ibu-ibu rumah tangga. Sebut saja Bati Jumputan, dimana batik ini hanya menggunakan biji-bijian, atau perkakas apa saja yang bisa untuk menggambar bentuk sesuai dengan apa yang diinginkan, kemudian ditali dengan karet yang erat, tanpa menggunakan canting seperti layaknya membatik, hal ini dikatakan Lurah Muja-muju, Endah Dwi Diniastuti, SE, MM dalam acara pelatihan Batik Jumputan di SMK N 5 Yogyakarta, Senin (25/11)

                Ditambahkan Endah, pelatihan ini diikuti oleh 12 RW se Kelurahan Muja-muju, yang melibatkan limapuluh ibu-ibu rumahtangga, dalam pelatihan ini pihaknya menggandeng Sari Husada dan Universitas Pembangunan Nasional “ Kami merangkul semua pihak agar kedepannya pelatihan batik Jumput ini bisa berkembang di Keluran kami, dan nantinya dapat menjadi aikon Kota Yogyakarta, kenapa yang kami berikan latihan ibu-ibu, selain mereka dapat mengerjakan dirumah masing-masing, batik jumput ini tidak menggunakan canting seperti lazimnya membatik”, imbuh Endah.

                Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta, Trikirana Muslidataun mengatakan, selain bahan bakunya murah serta mudah didapatkan batik Jumputan nantinya bisa mengangkat perekonomian warga Kelurahan Muja-muju. “ Saya berharap nantinya Batik ini selain menjadi tambahan ekonomi bagi keluarga, dapat juga sebagai lahan berbisnis dibidang Batik. Karena tidak menutup kemungkinan Batik ini banyak penggemarnya, karena sifatnya unik”, katanya.

                Dicontohkan Ana Haryadi, beberapa tahun yang lalu disaat rekan kerjanya mengeluhkan kurangnya kegiatan didalam rumah tangganya, Ana Haryadi memberikan pelatihan bagi semua anggota PKK Persatuan Kota Yogyakarta, untuk pelatihan membatik, yakni batik tulis maupun Cap, dari hasil pelatihan ini ada rekan kerjanya yang tekun di bidang batik ini, dan sekarang telah berkembang.

                “Dari usaha yang tekun kemudian dilandasi dengan niat yang kuat akan memberikan penghasilan yang luar biasa, terlebih pelatihan kali ini telah ada pendampingan, saya yakin produk dari ibu-ibu nanti dapat dipasarkan dan diminati oleh Masyarakat. Jadi tidak hanya menambah perekonomian warga itu sendiri, namun bisa menjadi Kampung Batik Jumputan, yang benar-benar menjadi Aikon Kota Yogyakarta.

                Selain memberikan Kain dan alat-alat Batik Jumputan, Ana Haryadi pada kesempatan tersebut juga memberikan nama kelompok pelatihan di Keluraahan Muaja-muju ini dengan namam “Sekar Jumputan”.