BAKPIA PATHOK JOGJA CINDERAMATA YANG MENGHIDUPI

Berkunjung ke kota budaya Yogyakarta terasa belum lengkap apabila belum singgah ke Kampung Pathok. Kampung Pathok yang berada disisi barat Malioboro ini merupakan Sentra Industri Bakpia terbesar di Yogyakarta dan menjadi ikon kampung wisata kuliner khas Yogyakarta, Bakpia.  Bakpia, kue kecil berbentuk bulat dan terbuat dari tepung berisi kacang hijau  atau biasa disebut kumbu ini sangat menggodah selera. Bakpia merupakan makanan  lezat dengan kulit kering krispi dan lapisan-lapisan yang lembut. Ketika digigit kulitnya terasa kering dan renyah. Dengan rasa kumbu kacang yang khas  bakpia cocok sekali dijadikan suguhan atau cinderamata.

Melihat potensi yang dimiliki kampung wisata kuliner Pathok Ngampilan  ini  Pemerintah Kota Yogyakarta terus mendorong dan memberikan perhatian yang serius.  Keseriusan Pemkot Jogja ini dibuktikan dengan  upaya Pemkota Jogja melakukan penguatan kepada para pengrajin bakpia, khususnya pengrajin rumah tangga di wilayah Pathok kecamatan Ngampilan itu. Melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian  Kota Yogyakarta Pemkot memberikan  bantuan  berupa  pelatihan, penyediaan  alat produksi dan modal usaha kepada  kelompok pengrajin yang tergabung dalam kegiatan koperasi.

Pemerintah Kota Yogyakarta sudah melakukan beberapa tahapan kegiatan untuk penguatan proses produksi usaha rumah tangga pengrajin Bakpia di Pathok Ngampilan.  Dikatakan, tahap pertama para pengrajin telah diberi pendidikan dan pelatihan tentang proses produksi dan menajemen. Tahap ini dilakukan sekitar bulan Juli 2013 lalu. Kemudian dilanjutkan dengan memberi bantuan peralatan  berupa oven pemanggang bakpia dengan kapasitas 220 buah, mixer, dan alat pembuatan molen beserta  perlengkapannya.  Bantuan ini disalurkan melalui dua kelompok usaha Koperasi Sumekar dan Laris Manis.  Koperasi Sumekar pimpinan  Sumiyati  beranggotakan para pengrajin ekonomi rumah tangga bakpia yang berada di sisi utara  kampung Pathok atau di wilayah Sanggrahan sedangkan  Koperasi Laris Manis yang diketuai Ridwan menempati  sisi selatan kampung Pathok atau Purwodiningratan. Bantuan peralatan produksi ini sudah disalurkan  sekitar Oktober 2013 lalu dan sudah dimanfaatkan oleh para perajin. Bahkan sebagian sudah menghasilkan.

Untuk tahapan selanjutnya Pemkot melalui Dinas Perindakoptan Kota Yogyakarta akan memberikan pelatihan tentang cara mengembangkan penganekaragaman produk yang menjadi turunan dari bakpia, seperti kue pia dan sejenisnya. Selain itu, Dinas Perindagkoptan Kota Yogyakarta juga akan  mendampingi dan melatih para pengrajin untuk melakukan diversifikasi produksi. Misalnya dengan mengembangkan isi bakpia dari kacang ke umbi ungu.

Bukti lain  keseriusan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menjadikan kampung Pathok sebagai sentra Industri Bakpia terbesar di Yogyakarta  yakni dengan didirikan Gapura Sentra Industri Bakpia Pathok sebagai penanda  dan momentum untuk meneguhkan kampung Pathok sebagai kampung yang memproduksi bakpia terbesar di Yogyakarta.

Selain itu, pada tanggal 21 November 2013 Walikota H. Haryadi Suyuti secara khusus menyambangi sentra  industr bakpia Pathok untuk melihat secara langsung proses produksi dan memberikan motivasi kepada  kepada para pengrajin. Walikota saat itu berpesan agar para pengrajin menjaga kualitas  dari produk bakpia yang dihasilkan di Kampung Pathok. “ Saya berharap para pengrajin betul-betul menjaga mutu dari produk dan rasa bakpia yang dihasilkan di kampung Pathok ini. Bakpia Pathok harus memiliki brand tersendiri. Dan tetap mempertahankan kacang hijau sebagai isi dari bakpia itu,” ujar Haryadi saat itu.

Walikota berharap bakpia ini akan menjadi sebuah cideramata kuliner yang menarik bagi para wisatawan yang datang ke Jogja dan bisa menghidupi para pengrajin dan semua elemen yang terlibat di dalamnya.

Sementara itu, Ny. Mustinah salah seorang pengrajin Bakpia, anggota koperasi  Laris Manis menuturkan dirinya dan pengrajin lain merasa berterima kasih kepada Pemkot Yogyakarta, atas bantuan dan dukungan berupa pemberian pelatihan, peralatan, dan perhatian dari Bapak Walikota kepada para pengrajin. Mustinah mengaku dirinya menerima alat mixer dan akan dipergunakan untuk menambah produksi, terutama pada masa permintaan meningkat seperti menjelang hari Raya. " Matur nuwun sudah diberi peralatan dan pelatihan. Semoga makin meningkat usaha saya dan teman-teman. Peralatan itu, sebagian sudah dipakai, tetapi ada yang masih menyimpan karena masih pake yang lama," ujar Mustinah.

Hal senada juga disampaikan ketua kelompok Koperasi Sumekar, Sumiyati. Sumiyati mengatakan peralatan yang diberikan Pemkot melalui Dinas Peridagkoptan sudah dipakai oleh anggota kelompoknya. Dirinya menjelaskan untuk oven, bisa meningkatkan produksi mereka. "Satu oven bisa menghasilkan 220 buah. Ini sangat membantu apabila terjadi banyak pesanan yang datang," ujar Sumiyati. (@mix)