Peserta PKP Kabupaten Kuningan Pelajari Inovasi Layanan Publik Pemkot Yogya
Umbulharjo-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menjadi lokasi studi lapangan peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan Jawa Barat Tahun 2024. Studi lapangan ini diikuti oleh 40 peserta.
Pelaksana tugas (plt) Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Kabupaten Kuningan, Dodi Sudiana mengatakan kegiatan studi lapangan tersebut untuk mengamati dan mempelajari keunggulan-keunggulan dan inovasi yang telah diterapkan di Pemkot Yogya.
"Saya mendapatkan berbagai informasi kalau Pemkot Yogya memiliki tata kelola pemerintahan yang baik, sehingga ini sesuai kriteria penetapan lokus studi lapangan kami," bebernya di Ruang Bima Balaikota Yogya, Rabu (3/7/2024).
Ada dua perangkat daerah yang menjadi lokus dalam studi lapangan ini yakni Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogya serta di Kemantren Wirobrajan.
"Di Dinsosanakertrans kami ingin melihat palayanan publiknya, sedangkan di Kemantren Wirobrajan kami tertarik dengan program Semangat Gotong Royong Bebas Stunting (Segoro Bening)," jelasnya.
Pihaknya berharap dengan studi lapangan ini dapat memberikan hal baru yang dapat diterapkan di Kabupaten Kuningan. “Tentunya kami berharap bahwa bisa memberikan pembaharuan terhadap hal-hal yang baru dan inovatif yang bisa kami replikasi dan implementasikan di tempat pekerjaan para peserta,” bebernya.
Studi lapangan ini diterima oleh Sekda Kota Yogya, Aman Yuriadijaya. Pihaknya mengaku bangga dan berterimakasih karena telah menjadikan Pemkot Yogyakarta sebagai tempat untuk studi lapangan.
Aman mengungkapkan ada berbagai layanan publik yang ada di Dinsosnakertrans Kota Yogya, salah satunya adalah Taruna Siaga Bencana (Tagana) Masuk Sekolah. Kegiatan ini adalah upaya pengurangan resiko bila terjadi bencana berbasis sekolah.
"Kami juga kerap melakukan berbagai pelatihan kewirausahaan, seperti pelatihan tata rias, pelatihan menyetir, pelatihan cake & pastry, ada juga pelatihan barista," imbuhnya.
Sementara terkait program Segoro Bening, Teknis program ini adalah mendorong berbagai pihak untuk ikut mengatasi stunting di wilayahnya.
"Ini adalah upaya percepatan penurunan stunting di wilayah Wirobrajan. Semua stakeholder baik dari pemerintah maupun swasta ikut peduli dengan memberikan berbagai bantuan. Dengan hal tersebut diharapkan dapat menekan dan menurunkan jumlah stunting," tandasnya.
Selain menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam mengatasi stunting, Kemantren Wirobrajan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) nya juga memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia serta baduta wasting dan under weight. (Han)