DLH Yogya Sediakan Bahan Kompos Secara Gratis

UMBULHARJO- Pemerintah Kota  melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyediakan bahan kompos secara gratis kepada masyarakat. Bahan kompos itu berasal dari pengolahan sampah organik di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse dsn Recycle (TPS3R) Nitikan. Bagi masyarakat yang berminat mendapatkan bahan kompos itu bisa mengirim pengajuan surat ke DLH Kota Yogyakarta.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko mengatakan masyarakat baik kelompok maupun perorangan boleh mengajukan permintaan bahan kompos ke DLH Kota Yogyakarta. Bahan kompos itu adalah sampah organik yang sudah dicacah dan dipilah dari rangkaian mesin pengolah sampah di TPS3R  Nitikan.
"(Pengajuan) bisa bersurat ke DLH Kota Yogyakarta. Tidak ada (minimal jumlah permintaan). Berapa pun," kata Haryoko dikonfirmasi di sela kegiatan Jambore Pemuda di UPT Logam Kota Yogyakarta Jumat (5/7/2024)
Dia menyatakan DLH Kota Yogyakarta sudah ada kerja sama dengan beberapa petani baik di wilayah Bantul dan Sleman untuk permintaan bahan kompos. Sebelumnya para petani sudah meninjau pengelolaan sampah di TPS3R Nitikan dan memesan kompos untuk dikirim le lokasi aktivitas pertanian. Di wilayah Sleman bahan kompos untuk pertanian rumput gajah dan di Bantul untuk pertanian bawang merah. 
"(Kerja sama) Ini berjalan sudah satu tahun. Sekarang kita fokus di dua lokasi itu. Setiap hari ada (pengiriman). Kita biasakan satu hari ke sana dan satu hari ke satunya sebanyak satu truk sekitar empat ton," paparnya.

Pengeolahan sampah di TPS3R Nitikan menggunakan mesin RDF. Sampah dipilah di atas mesin conveyor yang terhubung  ke mesin crusher untuk memisahkan sampah yang ringan dan berat. Sampah organik akan dibawa oleh mesin conveyor ke area organik.

Menurutnya kerja sama dengan para petani di dua wilayah itu sudah terjalin dengan baik. Selain diberikan bahan kompos secara gratis, DLH Kota Yogyakarta memfasilitasi pengangkutan sampai ke lokasi. Pihaknya berharap kerja sama itu bisa berkesinambungan. DLH Kota Yogyakarta sebagai pemroses sampah menjadi bahan kompos dan petani bisa memanfaatkan hasilnya. 
"Karena memang ini bisa dikatakan saling menguntungkan. Kami dibantu dalam proses lebih lanjut menjadi pupuk kompos dan petani mendapatkan keuntungan menerima bahan organik untuk diolah memjadi kompos," terang Haryoko.
Dia menjelaskan dulu TPS3R Nitikan mengolah sampah  organik menjadi kompos saat masih ada Rumah Kompos. Mulai dari pemilahan sampah organik sampai proses fermentasi hingga menjadi kompos siap pakai. Pemilahan sampah organik dan anorganik menggunakan mesin gibrik. Hasil kompos dibagikan ke masyarakat secara gratis.
Tapi sekarang lokasi itu untuk pengolahan sampah menggunakan mesin RDF hasilnya  tidak 100 persen terpisah antara sampah plastik dan organik. Dalam sehari pengolahan sampah di TPS3R Nitikan dari pemilahan untuk sampah organik bisa menghasilkan sekitar 10 ton bubur bahan kompos.
"Sekarang  (bahan kompos) masih mentah. Artinya masyarakat harus punya lokasi untuk proses fermentasinya menjadi kompos. Bahan organik sudah dikasih tambahan aktivator sehingga masyarakat tinggal memproses untuk fermentasi," pungkasnya.(Tri)