Ciptakan Keluarga Berkualitas, Pemkot Libatkan Peran Remaja

KOTABARU - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui DP3AP2KB Kota Yogyakarta bersama Pusat Informasi  Konseling Remaja (PIK-R) se Kota Yogyakarta sedang berupaya menciptakan keluarga berkualitas dengan melibatkan peran remaja di wilayah. 

Hal ini juga dilatar belakangi dengan diperolehnya penghargaan Pemkot Yogyakarta atas penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas dengan capaian nilai Terbaik I dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tanggal 26 Juni 2024 di Semarang. 

Penghargaan tersebut menjadi acuan dan semangat pemerintah untuk terus mewujudkan keluarga berkualitas dan sehat melalui program pembangunan keluarga dan Kampung Keluarga Berencana (KB).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Data DP3AP2KB Kota Yogyakarta Hayu Sukiyoprapti, dalam kegiatan Ketahanan Keluarga Kampung KB Kelurahan Prawirodirjan, Kamis (11/7) di Museum Sandi Yogyakarta.

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Data DP3AP2KB Kota Yogyakarta Hayu Sukiyoprapti saat memberikan sambutan.

Menurutnya, salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan keluarga berkualitas dengan melibatkan remaja melalui berbagai cara. Mulai dari pembimbingan, konseling maupun dengan aktivitas yang menunjang para remaja untuk selalu berfikir positif, kreatif dan inovatif.

“Dengan mengajak mereka menjelajahi Museum Sandi dan memberikan edukasi terhadap pentingnya membangun keluarga berkualitas sejak usia remaja ini, menjadi hal yang baru dan menarik untuk diikuti oleh para remaja. Sehingga kegiatan seperti jalan sehat, outbond, game, kunjungan ke museum akan menumbuhkan rasa kreatif dan edukatif bagi remaja,”jelas Hayu Sukiyoprapti saat diwawancarai

Para remaja yang terdiri dari 25 orang ini diajak untuk mempelajari mengenai informasi kesehatan reproduksi dan pendewasaan usia perkawinan. Sehingga sasaran remaja ini dapat menjauhi pergaulan bebas dan menjadi remaja berkualitas.

25 orang perwakilan remaja di Kelurahan Prawirodirjan menyusuri Museum Sandi Yogyakarta.

Tambahnya, berdasarkan data DP3AP2KB Kota Yogyakarta jumlah pernikahan dini di Kota Yogyakarta bulan Januari hingga Mei 2024 sebanyak 12 pernikahan. Jumlah tersebut sedikit meningkat walau tidak signifikan dibandingkan dengan tahun 2023 yang berjumlah 23 pernikahan.

Ia berharap, dengan upaya yang terus dilakukan pemerintah ini dapat mengurangi adanya pernikahan dini, pergaulan bebas dan terhindar dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya baik zat alami atau sintetis (Napza). “Sehingga kegiatan positif seperti ini yang dilakukan Kampung KB agar menjadi wadah mereka untuk ikut membangun keluarga berkualitas khususnya di Kelurahan Prawirodirjan,”ungkapnya.

Ketua Kampung KB di Kelurahan Prawirodirjan, Utami saat memberikan motivasi kepada para remaja.

Sementara itu, Ketua Kampung KB di Kelurahan Prawirodirjan, Utami mengungkapkan, dengan melibatkan PIK-r dapat membantu remaja agar lebih nyaman mengungkapkan permasalahan mereka. Dimana rata-rata anggota PIK-R memiliki usia produktif yakni umur 19-24 tahun.

“Karena remaja ini akan lebih nyaman mencurahkan isi hatinya dengan teman sebaya mereka. Maka dibutuhkan usia yang sama dalam mengatasi permasalahan remaja. Sehingga mereka pun dengan sukarela bercerita. Selain itu, kegiatan seperti ini juga dapat mengajak mereka untuk berpikir positif dan kreatif. Dengan harapan, akan dapat mengurangi jumlah perkawinan remaja di Kota Yogyakarta,”katanya.

Selaras dengan hal tersebut, salah satu remaja perwakilan Kelurahan Prawirodirjan yang juga merupakan Duta Genre DIY 2023, Ovico Ramadhan mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan pemerintah dalam merangkul remaja di Kota Yogyakarta sangatlah penting.

Salah satu remaja perwakilan Kelurahan Prawirodirjan yang juga merupakan Duta Genre DIY 2023, Ovico Ramadhan saat diwawancarai.

Tambahnya, hingga saat ini masih banyak pernikahan dini dan kehamilan diluar pernikahan khususnya di Kelurahan Prawirodirjan.

“Kegiatan ini sangatlah penting bagi remaja. Dimana remaja ini sebagai salah satu tombak generasi di masa depan. Mereka masih membutuhkan edukasi bagaimana keluarga berkualitas di masa depan. Semoga kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dan mewujudkan generasi emas 2045,”ungkapnya. (Hes)