Pemkot Yogya Siap Pelopori Hotel Ramah Anak   

MERGANGSAN- Pemerintah Kota Yogyakarta  bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Yogyakarta mengkaji pembentukan hotel ramah anak. Sekarang kajian dalam tahap peninjauan indikator-indikator hotel ramah anak. Pembentukan hotel ramah anak bertujuan untuk mewujudkan hotel yang aman dan nyaman bagi anak-anak serta mendukung Yogyakarta sebagai kota layak anak.  

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Sarmin mengatakan dunia perhotelan adalah salah satu pilar penyangga ekonomi dan pariwisata Kota Yogyakarta. Oleh karena itu  masyarakat perhotelan juga berkewajiban memberikan keamanan dan kenyamanan bagi anak-anak. Mewujudkan hotel sebagai ramah anak adalah salah satu kontribusi hotel dalam mewujudkan kota layak anak.

“Tujuan mewujudkan hotel ramah anak adalah menciptakan suasana hotel yang aman dan nyaman untuk dikunjungi anak-anak. Apalagi ketika anak-anak berwisata ke Kota Yogya pasti membutuhkan tempat aman dan nyaman untuk transit dan menginap. Mewujudkan hotel ramah anak adalah solusinya,” kata Sarmin saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2024).

Menurutnya hotel sangat urgen untuk dijadikan sebagai kawasan atau tempat yang ramah anak karena banyak kegiatan dilaksanakan di hotel. Baik itu kegiatan publik maupun privat. Ketika hotel sudah ramah anak dipastikan anak harus dalam posisi aman nyaman untuk beraktivitas anak. Termasuk memastikan hotel-hotel digunakan untuk mendukung kegiatan yang bersifat positif.

Para pelaku hotel dan pihak terkait mengikuti workshop review draf indikator hotel ramah anak. 

“Ketika hotel sudah masuk kategori ramah anak, misal ada TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) yang korbanya adalah anak-anak, harapannya hotel bisa membantu memantau dan memberikan sinyal. Terutama ketika ada hal-hal yang sifatnya mengancam hak-hak anak,” tuturnya.

Sarmin menyatakan saat ini indikator-indikator hotel ramah anak sedang dalam penyusunan dan peninjauan. Selanjutnya akan ada hotel yang didampingi DP3AP2KB Kota Yogyakarta untuk didampingi agar bisa menjadi hotel ramah anak dan percontohan bagi hotel-hotel lain. Hotel ramah anak dimulai dari menyatakan diri bergabung dengan Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI).

Sementara itu Ketua KPAID Kota Yogyakarta Sylvi Dewajani menyampaikan sudah memiliki draf indikator-indikator hotel ramah anak dari hasil workshop dengan para pihak terkait. Pihaknya menengarai kini pintu masuk beberapa kasus kekerasan seksual adalah apartemen dan hotel. Kasus TPPO juga banyak diawali dari transaksi-transaksi di hotel. Oleh karena itu KPAID yang fokus pada korban anak menganggap bahwa para pelaku hotel bisa menjadi bagian untuk mencegah hal itu dan memberikan perlindungan kepada anak.

“Konsep hotel ramah anak belum pernah ada di tingkat nasional. Di internasional sudah ada. Ini (hotel ramah anak) adalah rintisan baru. Sebelumnya sudah ada seperti Polsek ramah anak di Yogya,” papar Sylvi saat workshop review draf indikator hotel ramah anak di Griya UMKM Yogyakarta, Kamis (18/7/2024).

Ketua KPAID Kota Yogyakarta Sylvi Dewajani (kiri) dan narasumber dari dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta memberikan penjelasan terkait review draf indikator hotel ramah anak. 

Sedangkan narasumber workshop dari Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta, Dyah Wahyuning Tyas menjelaskan beberapa indikator draf hotel ramah anak antara lain memiliki standar minimal dalam merespon tindakan pelanggaran hak anak di hotel dan memiliki kerja sama dengan kepolisian setempat jika terjadi kasus terkait pelanggaran hak anak di hotel. Termasuk memiliki kerja sama dengan lembaga perlindungan anak seperti KPAID dan separuh dari karyawan sudah mendapat sosialisasi kebijakan perlindungan anak

“Produk usaha hotel ramah anak yang harus dimiliki minimal misalnya tersedia ruang bermain ramah anak dan area bermain kolam renang anak memprioritaskan keamanan, kenyamanan dan keselamatan dengan kedalaman sesuai standar. Fasilitas ketinggian wastafel dan toilet disesuaikan dengan anak,” jelas Dyah.

Salah satu pelaku hotel yang mengikuti workshop yakni Hubungan Eksternal Proyek Renovasi Grand Inna Malioboro, Retno Kusuma menuturkan Grand Inna Malioboro siap mendukung program  dari Pemkot Yogyakarta terkait hotel ramah anak meskipun Hotel Grand Inna dalam tahap renovasi. Sebelum direnovasi, lanjutnya, hotel sudah menyediakan fasilitas untuk anak seperti ruang bermain anak dan kolam renang khusus anak. “Kami mendukung program dari pemkot. Apalagi kita juga mencakup untuk anak-anak dengan fasilitas-fasilitas di hotel dari sisi keamanan dan kenyamanan bagi anak-anak,” pungkas Retno.(Tri)