Berada di Jeron Beteng, Pemkot Yogya Siap Bangun Pasar Kluwih
KRATON- Pemerintah Kota Yogyakarta siap membangun bangunan Pasar Kluwih Ngadikusuman di Jalan Suryoputran Yogyakarta pada tahun 2024. Pembangunan itu untuk memfasilitasi para pedagang Pasar Kluwih yang selama ini menempati beberapa kios dan lapak di sekitar Jalan Suryoputran dan timur Masjid Wiworo Jati.
Kepala Bidang Penataan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta Fakhrul Nur Cahyanto mengatakan rencana pembangunan Pasar Kluwih sudah disusun sejak tahun 2019. Seharusnya pembangunan Pasar Kluwih dikerjakan pada 2020 dengan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Tapi kondisi pandemi Covid-19 seluruh DAK ditarik karena refokusing anggaran. Lalu usuala pembangunan Pasar Kluwih diajukan lagi ke pemerintah pusat pada tahun 2021 dan 2022, tapi tidak tembus.
"Secara kebijakan kami diminta untuk menangani (pembangunan Pasar Kluwih) dengan APBD sehingga kami tangani di 2024," kata Fakhrul saat dikonfirmasi pada Kamis (25/7/2024).
Pemkot Yogyakarta mengalokasikan pagu anggaran sekitar Rp 1,5 miliar dari APBD 2024 untuk membangun Pasar Kluwih. Saat ini pembangunan Pasar Kluwih dalam proses lelang di Lelang Pengadaan Secara Elektronik Pemkot Yogyakarta. Sudah ada pemenang lelang tap masih dalam masa sanggah.
"Perkiraan masuk tahap pengerjaan pembangunan Pasar Kluwih pada Agustus. Masa pengerjaan empat bulan," ujarnya.
Bangunan Pasar Kluwih akan dibangun di lahan milik Pemkot Yogyakarta seluas sekitar 500 meter persegi. Lahan tersebut juga berada di Jalan Suryoputran dan tidak jauh dari tempat pedagang Pasar Kluwih berjualan selama ini.
Dia menjelaskan bangunan Pasar Kluwih akan dibangun dengan material beton. Bangunan satu lantai yang berisi los-los dan beberapa kios pedagang. Selain itu akan dibangun fasilitas parkir, toilet, sanitasi dan tempat sampah. Pasar Kluwih berada di kawasan jeron beteng atau kawasan cagar budaya Kraton sehingga bangunan akan didominasi putih. Berdasarkan rekomendasi Dewan Pertimbangan dan Pelestarian Warisan Budaya (DP2WB) DIY, secara arsitektural tidak terlalu mencolok dan pasar yang merupakan bangunan pemerintah ornamen bangunan dibuat sederhana.
"Bangunan ke arah sana (seperti Pasar Sentul) tapi lebih sederhana karena hanya satu lantai dan sifatnya los-los bukan seperti pasar yang tertutup," papar Fakhrul.
Secara terpisah Kepala Bidang Pasar Rakyat Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Gunawan Nugroho Utamo menegaskan rencana pembangunan Pasar Kluwih dibangun bersamaan dengan revitalisasi Pasar Prawirotaman. Termasuk sudah dilakukan sosialisasi terkait pembangunan Pasar Kluwih ngadikusuman kepada para pedagang. Tetapi waktu itu karena ada kebijakan refocusing anggaran karena pandemi Covid-19 pembangunan Pasar Kluwih ditunda.
"Saat ini kembali dilanjutkan dan dalam proses lelang. Tentunya nanti akan kembali kami adakan sosialisasi terkait pembangunan Pasar Kluwih," tambah Gunawan.
Dia menyebut karena pembangunan Pasar Kluwih ada di lokasi yang berbeda dengan aktivitas para pedagang selama ini maka tidak perlu ada shelter penampungan sementara untuk berjualan. Jumlah pedagang Pasar Kluwih juga tidak banyak, hanya sekitar 36 pedagang. Pasar Kluwih menjual kebutuhan pangan seperti sayuran, daging, ikan buah dan jajanan pasar.
Salah satu pedagang Pasar Kluwih Martopo berharap ada sosialisasi kembali terkait pembangunan Pasar Kluwih. Terutama terkait kejelasan luas lapak dan memastikan produk yang dijual pedagang bisa tertampung. Namun diakuinya dengan pembangunan bangunan Pasar Kluwih membuat lebih nyaman saat hujan tidak perlu memasang tenda.
"Enaknya itu kalau hujan, tidak kehujanan. Dulu saat sosialisasi aturanya katanya masuk bersih pulang bersih (dari dagangan). Inginnya ada lemari untuk naruh barang-barang. Makanya harapannya ada sosialisasi lagi," ucap Topo yang berjualan jajanan pasar.(Tri)