KONDUR GONGSO SEKATEN TAHUN ALIF 1947
Meskipun hujan turun sejak sore, tetap tidak menyurutkan semangat warga untuk mengikuti prosesi Kondur Gongso Sekaten Tahun 2014 pada hari Senin (13/1). Dua perangkat gamelan pusaka milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yakni Kanjeng Kyai Guntur Madu Dan Kanjeng Kyai Nogo Wilogo, yang telah dibunyikan selama 7 hari berturut-turut di Pagongan Masjid Gede Kauman ini akhirnya dikembalikan ke Bangsal Ksatriyan Kraton yang merupakan rangkaian dari Tradisi Sekaten Tahun Alif 1947 untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Prosesi Kondur Gongso ini diawali dengan kedatangan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan kerabat Kraton Ngayogyakarta di Masjid Gede Kauman, yang juga disambut oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti beserta jajaran Kepala Instansi Pemkot Yogyakarta. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan Ngarso Dalem Sri Sultan HB X menyebarkan udhik-udhik kepada masyarakat yang hadir di area Pagongan Selatan dan Utara, serta untuk para abdi dalem di dalam Masjid Gedhe. Selanjutnya para Penghulu Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta membacakan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW dalam yang turut disimak pula oleh Ngarso Dalem dan semua hadirin di Masjid Gede. Setelah pembacaan riwayat nabi selesai dan Sri Sultan kembali ke Kraton, Prosesi Kondur Gongso segera dimulai.
Untuk tahun ini, Bergodo perajurit keraton yang bertugas mengawal dua buah gamelan kembali ke Keraton Ngayogyakarta yakni Prajurit Wirobrojo, Prawirotomo, Ketanggung dan Mantrijero. Setelah gamelan disiapkan untuk dibawa, Kyai Penghulu Masjid Gede didampingi Walikota menghantarkan hingga depan regol Masjid Gede. Kemudian Walikota memberikan tugas kepada KMT drs. H. Dirjo Hadi Taruno dan drs. H. R. Riyo Widyohadinegoro mendampingi kondurnya dua perangkat gamelan kagungan dalem Gongso ke Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat hingga ditempatkn di gedung Sri Manganti.
Prosesi kondur Gongso ini merupakan rangkaian dari Prosesi Sekaten yang merupakan upacara tradisional memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yang telah berlangsung ratusan tahun. Segenap even budaya yang dilangsungkan juga berpusat di area masjid Gede Keraton yang dimaksudkan bisa mendatangkan masyarakat untuk kemudian melakukan ibadah di masjid ini. Perayaan Sekaten oleh Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat ini merupakan bukti ikut andilnya Raja-raja Mataram dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa sejak dulu. (byu)