KOTA YOGYAKARTA SABET 4 PENGHARGAAN DAMANDIRI AWARD 2014

Pemerintah Kota Yogyakarta mendapat penghargaan Damandiri Award 2014 dari Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. Penghargaan ini diberikan  Ketua Yayasan Damandiri Prof. Dr. Haryono Suyono kepada Walikota Yogyakarta, di Grha Sabha Pramana Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Kamis, (16/01). Selain Pemkot Yogyakarta Damandiri Award juga diberikan kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta Anna Haryadi Suyuti, Camat Umbulharjo  Drs. H. Mardjuki dan Posdaya  Sumber Makmur RW. 05 Kelurahan Tahunan Kecamatan umbulharjo Yogyakarta.

Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti saat ditemui di lokasi penerimaan mengatakan  Pemerintah Kota Yogyakarta telah membentuk  Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) di tingkat Kota Yogyakarta dan  di 45  kelurahan, dengan  tugas melakukan koordinasi dan mengendalikan  penanggulangan kemiskinan   serta menumbuhkan gerakan Segoro Amarto. Dijelaskan gerakan Segoro Amarto merupakan sebuah gerakan bersama seluruh masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan   dengan menanamkan nilai-nilai  kemandirian, kedisiplinan, kepedulian dan kebersamaan. “ Salah satu diantaranya dilakukan melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Segoro Amarto.

Walikota menambahkan Pembangunan di sebuah kota ditentukan oleh dua hal yakni kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). Namun  menurut Walikota kemampuan SDM menjadi penentu  utama, sebesar 80 persen dan 20 persen lainnya ditentukan oleh SDA. Wlikota mengatakan bahwa salah satu permasalahan serius yang mendapat penanganan serius  di kota Yogyakarta  adalah jumlah penduduk miskin  yang masih relative tinggi. Berdasarkan  hasil pendataan Disnakertrans Kota Yogyakarta, jumlah penduduk Kota Yogyakarta  yang hidup dibawah garis kemiskinan tahun 2012 sebanyak 66.188 jiwa atau 15,94 persen. Dibanding tahun 2008 penduduk miskin kota Yogyakarta sebanyak 81.334 jiwa atau 18,31 persen, maka angka kemiskinan  Kota Yogyakarta  mengalami penurunan sebesar 2,37 persen. Dan, berdasarkan data BPS  tahun 2011 angka kemiskinan  di kota Yogyakarta  berada di bawah atau lebih rendah dibanding angka kemiskinan nasional maupun propinsi DIY.

Meskipun jumlah penduduk miskin di Kota Yogyakarta setiap tahun mengalami penurunan yang signifikan, namun menurut Walikota,  jumlah penduduk miskin di kota Yogyakarta  masih dirasa cukup besar dan masih jauh dari target  Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta, yaitu setinggi tingginya 3 persen.

Walikota berharap dengan adanya program Posdaya dari Damandiri yang disinergiskan dengan Segoro Amarto dapat meningkatkan partisipasi masyarakat demi terwujudnya tujuan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kota Yogyakarta.

Sementara itu, Tri Kirana Muslihdatun Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta  mengatakan ketika  dilatih oleh Tim Posdaya pada tahun 2012 lalu ,  Tim PKK Kota Yogyakarta sudah memiliki beberapa kegiatan  yang terbentuk dalam tim tim kecil yang tersebar di setiap RW seperti PAUD, Posyandu,  Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Lingkungan, Karang Taruna, Bank Sampah dan  beberapa kegiatan yang bersifat pemberdayaan masyarakat. Anna Haryadi dan timnya baru menyadari bahwa program  dari Posdaya ini ternyata bisa menyatukan dan bisa mengkoordinasikan semua kegiatan yang tersebar di tingkat RW. Tri Kirana mencontohkan program Posdaya yang diterapkan di kelurahan Pandeyan Umbulharjo dijalankan dengan baik  dan menghantarkan  kelurahan Pandean sebagai Juara I Nasional Lomba Kelurahan. “Nampaknya Posdaya ini akan sangat bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat. Prinsip Posdaya yang kita terapkan di semua kegiatan, ternyata sangat membantu pemberadayaan masyarakatnya.  Umbulharjo, sebagai contoh,  yang diwakili kelurahan Pandean berhasil meraih juara I lomba Desa (keluarahan ) se-Indonesia. Untuk itu kedepan prinsip-prinsip Posdaya ini akan terus dikembangkan sejalan dengan Segoro Amarto ,” ujar Istri Walikota Ini.

Selain itu, Drs, H Mardjuki Camat Umbulharjo Kota Yogyakarta mengatakan program Posdaya harus didukung, karena Posdaya banyak memberi kemanfaatan bagi pembangunan di wilayahnya. Menurut Mardjuki beberapa bidang pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, lingkungan, sosial, keagamaan dan lainnya yang dikembangkan melalui Posdaya  mampu menguatkan budaya gotong royong dan kepedulian  sosial masyarakat yang lebih baik.  Posdaya juga, menurutnya, mampu menjadi pemersatu berbagai kegiatan pemberdayaan dari lembaga-lembaga yang telah ada. “ Dengan Posdaya seluruh kegiatan bisa disinergikan, sehingga hasilnya nyata dan bisa dinikmati oleh seluruh warga, termasuk keluarga kurang mampu,” terang Mardjuki. (@mix)