Waspada Bencana Kekeringan, BPBD Ajak Warga Bijak Manfaatkan Air
UMBULHARJO - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengajak masyarakat waspada terhadap bencana kekeringan. Dimana baru-baru ini di wilayah DIY seperti Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo sudah menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan hingga tanggal 31 Agustus 2024.
Kepala BPBD Nur Hidayat saat ditemui pada hari Rabu (7/8) mengatakan, walaupun Kota Yogyakarta tidak mengalami kekeringan seperti Kabupaten/Kota lainnya, harapannya masyarakat tetap waspada dengan bencana kekeringan tersebut.
Ia pun menghimbau agar masyarakat untuk selalu mengikuti berita cuaca yang ada dan selalu melakukan responsibilitas terhadap situasi agar dapat ikut serta dalam mitigasi bencana.
“Sampai saat ini belum ada indikasi bencana kekeringan seperti yang dialami Kabupaten/Kota lain. Namun kami terus berkoordinasi dengan KTB yang ada di wilayah untuk terus melakukan monitoring setiap harinya,”jelas Nur Hidayat.
Tambahnya, sebanyak 169 Kampung Tangguh Bencana (KTB) terus diarahkan untuk memonitoring kebencanaan di masing-masing wilayah.
Menurutnya, dengan wilayah Kota Yogyakarta yang tidak luas dan dikelilingi tiga sungai yakni Sungai Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Winongo menjadi salah satu faktor tidak adanya kekeringan.
Nur Hidayat juga menghimbau, Kota Yogyakarta kini sedang dilanda cuaca ekstrim yang dapat menyebabkan pohon tumbang, anging puting beliung, rumah rusak ataupun banjir akibat curah hujan yang tinggi.
“Kita tidak dapat memprediksi, namun kita selalu berupaya untuk memonitoring setiap saat. Sehingga jika terjadi bencana, kami harapkan masyarakat juga mengenali kebencanaannya dan merespon bencana ini sangat penting. Setidaknya dapat terminimalisir kerusakannya,”ungkapnya.
Pihaknya berharap, dalam menanggulangi bencana kekeringan, masyarakat Kota Yogyakarta diharapkan bijak dalam memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
"Sumber air di Kota Yogyakarta ini bisa dari sumur, PDAM, air hujan dan lain sebagainya yang menurut saya cukup memadai. Tetapi kami menghimbau untuk masyarakat untuk selalu mengoptimalkan pemanfaatan air tersebut dan bijak untuk menggunakannya,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua KTB Mergangsan, Nasyiar mengungkapkan, terus melakukan koordinasi terkait isu bencana kekeringan bersama RT, RW, ketua kampung dan tokoh masyarakat.
Selain itu, KTB Mergangsan juga rutin melakukan pelatihan kebencanaan bagi para anggota KTB di wilayahnya.
“Kami meyakini tidak akan terjadi bencana kekeringan. Karena di wilayah kami hampir 90 persen berada di bantaran sungai yang sumurnya hampir sejajar dengan aliran sungai, akan tetapi kita sebagai KTB dan pengurus kampung tetap melakukan langkah-langkah yang diperlukan manakala bencana itu terjadi,”ungkapnya. (Hes)