Kelurahan Gunungketur Fasilitasi Kegiatan Keagamaan Warga
Pakualaman-Puluhan warga nampak berjalan kaki dari berbagai arah menuju Kantor Kelurahan Gunungketur. Setibanya di Kantor Kelurahan Gunungketur mereka segera mengambil tempat duduk yang masih kosong dan segera membuka kitab suci Al-Quran.
Rutinitas ini berlangsung setiap hari Kamis pagi mulai pukul 08:00 WIB sampai 09:30 WIB. Program ini memang diinisiasi oleh Kelurahan Gunungketur melalui Al-Quran Centre milikinya.
Lurah Gunungketur, Sunarni mengungkapkan kegiatan rutin setiap hari Kamis pagi di Al-Quran Centre Gunungketur ini sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun.
"Al-Quran Center Gunungketur adalah sebuah wadah tempat belajar Al-Quran untuk warga dan pegawai Kelurahan Gunungketur," jelasnya Kamis (8/7/2024).
Al-Quran Centre Gunungketur ini memang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Kelurahan Gunungketur, namun memang kebanyakan yang datang adalah Ibu-ibu.
"Dulu ada bapak-bapak. Karena adanya kesibukan diluar rumah, jadi memang sementara yang aktif Ibu-ibu nya. Pegawai kelurahan juga kerap ikut, banyak yang pria juga," imbuhnya.
Ia mengungkapkan selain baca dan tulis Al-Quran, disini ada pula kelas tahsin dimana para peserta akan dibimbing secara intensif dan mendalam untuk memahami seluruh teori ilmu Tajwid dalam menyempurnakan bacaan Al-Quran.
"Ada pula kajian tafsir. Untuk pengajarnya kami sudah ada kerjasama dengan KUA Pakualaman bahkah telah tertuang dalam bentuk MoU, ada tiga pengajar tiap pertemuan," ungkapnya.
Pihaknya pun berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi warga di kelurahan tersebut terutama dalam hal kegiatan keagamaan.Â
Sunarni berharap dengan adanya kegiatan ini warga semakin rajin dan fasih dalam membaca Al-Quran sehingga dapat sebagai sarana peningkatan minat baca Al-Quran di masyarakat.
"Dengan ini diharapkan para peserta banyak menimba ilmu dan manfaat, sehingga dapat lebih berperan lagi dalam membangun kualitas keluarga dan masyarakat yang lebih baik," harapnya.
Salah satu pembimbing Al-Quran Centre Gunungketur adalah N. Sholihat, ia menuturkan dalam membimbing warga Gunungketur menggunakan metode bimbingan belajar IQRO dan Tadarus Al-Quran secara privat.
"Sementara metode klasikal khusus untuk penyampaian materi Tajwid dan Terjemah Al-Quran," bebernya.
Sholihat mengatakan kendala yang sering dihadapinya adalah para peserta kesulitan menghafal tanda baca Al- Quran, ini dikarenakan para peserta mayoritas tak lagi berusia muda sehingga daya ingat mereka cenderung lebih lemah.
"Kesulitan yang dihadapi adalah usia peserta yang didominasi Ibu-Ibu lansia sehingga tingkat capaian kelancaran dalam membaca IQRO atau Al-Quran dan memahami materi tidak semua bisa cepat dan harus sering diulang-ulang pada saat disimak bacaannya," ungkapnya.
Ia berharap agar Al-Quran Centre Gunungketur dapat terus berkembang dan diminati warganya, karena menurutnya kegiatan tersebut dapat sebagai media pembelajaran agama yang berbasis wilayah.
"Apalagi Al-Quran Centre Gunungketur ini sangat mudah diakses oleh warga. Saya harap dapat terus diminati oleh warga sehingga kondisi masyarakat yang religius dapat terwujud," jelasnya. (Han)