Pemkot Yogya Bangun Sistem Keselamatan Kebakaran Lewat ‘MAS -JAKA’
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan pelayanan publik terkait pencegahan kebakaran untuk keselamatan masyarakat. Salah satunya akan membangun sistem keselamatan kebakaran lingkungan lewat Manajemen Strategis Jogja Aman Kebakaran (MAS-JAKA). Inovasi MAS-JAKA dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta itu diharapkan bisa meningkatkan ketahanan dan keselamatan kebakaran bagi masyarakat.
“Ini (MAS JAKA) merupakan sebuah kebijakan terkait dengan upaya pencegahan kebakaran di Kota Yogyakarta, dalam rangka peningkatan ketahanan dan keselamatan kebakaran di lingkungan,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Taokhid saat dikonfirmasi pada Senin (19/8/2024).
Dia menyatakan keselamatan kebakaran lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan kelurahan maupun lingkungan di kawasan-kawasan strategis. Misalnya di kawasan sumbu filosofi yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco juga memiliki risiko lebih sehingga harus diantisipasi. Sedangkan sumber daya dan anggaran Pemkot Yogyakarta terbatas. Oleh sebab itu digagas inovasi MAS JAKA dalam rangka mensinergikan peran semua komponen pemangku kepentingan untuk meningkatkan ketahanan dan keselamatan kebakaran lingkungan.
“Ini merupakan sebuah inisiatif dan inovasi yang coba kita bangun agar bisa mendorong terkait percepatan dan penguatan peran dari semua pihak. Khususnya masyarakat Yogyakarta untuk terlibat secara aktif membangun upaya-upaya peningkatan ketahanan dan keselamatan kebakaran,” terangnya.
Taokhid menjelaskan kebijakan MAS JAKA dilaksanakan melalui beberapa tahapan strategis antara lain pembentukan tim kerja dan Satgas Jogja Aman Kebakaran, pengembangan aplikasi SI-JAKA, pembentukan Forum Keselamatan Kebakaran (FKK) dan Relawan Kebakaran kawasan Gumaton. Selain itu, juga penyusunan regulasi MAS JAKA, edukasi dan pendampingan mitigasi rIsiko kebakaran, simulasi kebakaran kawasan sumbu filosofi, CSR sarpras sistem proteksi kebakaran lingkungan, pembangunan jaringan hidran kering di kawasan penyangga sumbu filosofi dan pembangunan pos damkar di kawasan sumbu filosofi.
“MAS-JAKA baru berproses dan belum diluncurkan resmi. Rencana peluncuran MAS JAKA bersamaan peluncuran Sistem Informasi Jogja Aman Kebakaran (Si-JAKA) September nanti. Satgas Jogja Aman Kebakaran sudah terbentuk dan sudah di SK Kepala Dinas Damkarmat, tinggal simbolis peluncuran rencana pada 21 Agustus ini,” tutur Taokhid.
Menurutnya Kota Yogyakarta memiliki luas kecil tapi padat penduduk sehingga risiko kebakaran menjadi tinggi. Pemkot Yogyakarta selama ini sudah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara fisik seperti membangun Inovasi Sistem Jaringan Hidran Kering (SI JARIK) di kampung yang padat penduduk dan akses jalannya sempit untuk armada pemadam kebakaran. upaya nonfisik melalui inovasi MAS JAKA dengan membangun membangun kesadaran masyarakat, peran pemangku kepentingan agar melakukan pencegahan-pencegahan kebakaran.
Sementara untuk penanggulangan kebakaran di kawasan sumbu filosofi selama ini sudah ada jaringan hidran kota. Taokhid mengatakan hidran kota atau hidran basah itu dari PDAM yang sudah ada airnya dan tekanannya harus memenuhi standar sehingga langsung bisa disambungkan dengan selang untuk pemadaman kebakaran. Namun jaringan hidran kering yang terbangun di kawasan penyangga sumbu filosofi baru 40 persen.
“Dengan adanya MAS-JAKA ini manfaat untuk masyarakat adalah meningkatkan kemandirian dan kehandalan sistem keselamatan kebakaran di wilayah sehingga indeks ketahanan dan keselamatan kebakaran akan meningkat,” tambahnya.
Sebelumnya Kepala Bidang Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta, Moch Nur Faiq menyampaikan ke depan pembangunan hidran kampung akan diprioritaskan di wilayah penyangga sumbu filosofi. Pada tahun 2024 ini pembangunan hidran kampung dilakukan di wilayah Keparakan Lor yang kondisinya padat permukiman dan bagian dari wilayah penyangga sumbu filosofi.(Tri)