PEMBUKAAN PBTY IX - 2014 MERIAH

 

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) IX, Senin (10/2) resmi dibuka oleh Wakil Gubernur DIY,Sri Paku Alam IX,dengan ditandai pengibasan cemeti sebanyak tiga kali. Ini menandakan mulainya gelar budaya yang berlangsung selama lima hari mulai 10 sampai 14 Februari 2014  dalam rangka perayaan Imlek di Kampung Ketandan Yogyakarta. Selain bazar acara juga akan diisi oleh bermacam hiburan setiap harinya,mulai dari lagu,musik,tari yang bergaya mandarin ataupun gaya tradisional Indonesia.
Dalam laporan kegiatan Ketua Umum Panitia PBTY IX, Tri Kirana Haryadi Suyuti mengungkapkan tema yang diangkat tahun ini adalah “Melestarikan Budaya,Meneguhkan Ke-Indonesiaan” agar kesatuan Indonesia di DIY ditengah beragamnya suku bangsa dan agama tetap bisa bersatu. PBTY juga bertujuan memberikan pembelajaran dan informasi kepada masyarakat perihal tradisi dan kebudayaan Tionghoa yang telah memperkuat Yogyakarta menjadi kota budaya multikultural yang ramah, guyub dan rukun.
Acara baru selalu disuguhkan setiap tahunnya dengan harapan mampu menjadi daya tarik tersendiri. Selain kegiatan-kegiatan inti rutin seperti bazaar, pameran budaya, atraksi barongsai, karnaval dan kirab budaya, Jogja Dragon Festifal, panggung hiburan, lomba karoke, tahun ini diadakan lomba tari dan baca cerita Mandarin dengan peserta pelajar SMP dan SMU. Diharapkan acara baru ini lebih mengenalkan generasi muda etnis Tionghoa akan budaya tradisinya.
Dalam panggung kesenian saat pembukaan ditampilkan kesenian daerah Lampung 'Tumbuh Membar Nak Lado, tarian Tibet dari Perkumpulan Fu Qing, kesenian betawi, gerak dan lagu dari Hin An Hwee Kwan dan Jogja Fire Dance juga ditampilkan kolaborasi artis Taiwan Jeng Shyu dan Didik Nini Thowok yang membawakan 'Beauty Meet Beauty'.
Acara kirab budaya Tionghoa “Jogja Dragon Festival III” nantinya akan digelar di sepanjang Malioboro pada hari Kamis, 13 Pebruari 2012, dimulai pukul 18.00 WIB dengan Start dari Lapangan Parkir Abu Bakar Ali menuju Kampung Ketandan. Festival ini dimeriahkan tim naga  barongsay sejumlah 11 tim yang berasal dari Jogja, Magelang dan Semarang dan karnaval oleh 13 Paguyuban Tionghoa di Yogyakarta. Bagi peserta yang berpenampilan terbaik berhak memperoleh piala Raja Sri Sultan Hamengku Buwono X dan memperebutkan hadiah total senilai 25 juta Rupiah. (byu)