WALIKOTA HIMBAU MASYARAKAT JANGAN PANIK, TETAP WASPADA ABU VULKANIK GUNUNG KELUD
Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti Jumat, (14/02) langsung mengumpulkan stafnya untuk melakukan rapat koordiansi terbatas terkait bencana hujan abu vulkanik yang melanda Yogyakarta. Rakortas ini menelorkan beberapa kebijakan yakni Walikota menghimbau seluruh warga masyarakat kota Yogyakarta untuk tidak merasa panik , tetapi tetap tenang dan waspada dalam menyikapi bencana hujan abu akibat letusan Gunung Kelud di Jawa Timur yang terjadi pukul 22.50 WIB, Kamis 13 November 2014.
Walikota meminta warga agar tidak melakukan aktivitas di luar ruangan apabila tidak terlalu urgen, karena mengingat resiko kesehatan atas tingginya partikel material abu vulkanik. “Kalau tidak terlalu urgen untuk sementara jangan melakukan kegiatan di luar ruangan dulu. Karena mengingat kesehatan atas tingginya debu vulkanik,” ujar Walikota.
Walikota juga memerintahkan kepada para Camat dan Lurah untuk memantau lingkungan masing masing dan menunggu instruksi lebih lanjut dari Pemkot Yogyakarta ( Walikota ). “ Saya minta para camat lurah dan aparat yang ada di wilayah untuk turun ke bawah, langsung warga masyarakat, untuk melihat kondisi warganya. Mintalah warga untuk sementara menutup pintu atau jendela rumah. Agar partikel debu tidak masuk kedalam rumah. Karena akan mengakibatkan serangan sakit Ispa, asma dan lainnya,” perintah Walikota.
SKPD terkait seperti Badan Lingkungan Hidup, Kimpraswil, BPBD, Pemadam Kebakaran dan lainnya juga dihimbau agar terus melakukan koordinasi untuk mengantisipasi meminimalisir dampak erupsi gunung Kelud terhadap masyarakat. “Amankan warga. Jaga warga masyarakat agar tidak kena dampak. Ini adalah tugas kita, tugas Pemerintah. Dinas Kimpraswil dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) sediakan peralatan yang dimiliki untuk membersihkan sisa-sisa abu vulkanik. Siapkan mobil tangki air untuk semprot lokasi yang dianggap rawan. Antisipasi juga kondisi saluran air hujannya. Jangan sampai abu masuk ke saluran itu,” perintah Walikota.
Walikota juga menginstruksikan kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk meliburkan anak didik dan belajar di rumah tanggal 14 Februari dan 15 Februari 2014. Sementara itu, para karyawan Pemkot hari ini (14/02) tetap melakukan aktivitas pelayanan alias tidak diliburkan. Hanya saja kegiatan rapat atau yang berhubungan dengan masyarakat di luar ditunda untuk sementara.
Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta juga diperintahkan agar berjaga di tempat tempat rawan kecelakaan dan memastikan alat pengatur lalu lintas (Apil) berfungsi dengan baik. Sedangkan Dinas Kimpraswil diperintah untuk memastikan lampu penerangan jalan umum tetap nyala dan berfungsi dengan baik. Walikota juga memerintahkan kepala Dinas Kesehatan untuk berkoordiansi dengan Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Yogyakarta dan Camat serta Lurah untuk mendistribusikan masker, dan obat tetes mata kepada warga masyarakat melalui di Puskesmas atau Puskesmas Pembantu terdekat.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Fita Yulia Kisworini, M.Kes mengatakan persediaan masker untuk wilayah kota Yogyakarta saat ini dijamin cukup. Selain masker, Dinkes juga akan menyediakan obat tetes mata untuk iritasi mata akibat debu, dan obat antibiotik. Menurut Fita, penyakit yang ditimbulkan akibat debu bisanya berkaitan dengan pernapasan seperti Ispa, asma, iritasi mata. Untuk itu, Fita mengimbau agar masyarakat selalu menggunakan masker kalau akan bepergian keluar ruangan.
Pemkot Yogyakarta membuka Posko Penangulangan Dampak Abu vulkanik gunung Kelud di Ruang Utama Bawah (RUB) Balaikota Yogyakarta dan Ruang Rapat Walikota. Walikota berencana akan menggunakan dana tak terduga yang dimiliki Pemkot Yogyakarta, namun hal itu harus ada SK Tanggap Darurat terkait Bencana Abu Vulkanik terlebih dahulu. Unutk SK Tanggap Darurat Bencana ini juga menurut Walikota masih berkoordinasi dengan DIY dulu.(@Mix)