Pemkot Yogya Targetkan 2026 Zero TB
Pakualaman – Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen dalam Penanggulangan Tuberculosis (TB), salah satunya melalui FGD Optimalisasi Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) yang dilaksanakan pada Kamis (29/8/2024) di 101 Style.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Wirawan Hario Yudo mengatakan TB bukan hanya menjadi permasalahan kesehatan saja tapi juga kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Di mana penanggulangannya harus dilakukan dengan strategi pencegahan, penanganan dan pengobatan yang tepat.
“Penanggulangan TB menjadi pekerjaan bersama lintas sektor, yang di dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan gerakan aktif dan massif, melibatkan seluruh lapisan Masyarakat untuk mencapai Eliminasi TBC tahun 2030 secara nasional dan Zero TB 2026 di Kota Yogya,” katanya.
Plt Kepala Bagian Kesejateraan Rakyat Setda Kota Yogyakarta Subarjilan menyampaikan, melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat terwujudnya komitmen Pemkot untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh TB. Melalui upaya sistematis dan terkoordinasi dalam penyelenggaraan penanggulangan TB.
“Melalui kegiatan ini harapannya bisa mendorong integrasi dan menyelaraskan penanggulangan TB di Kota Yogya. Selain itu juga bertujuan untuk menyediakan acuan bagi para pemangku kepentingan dalam merencanakan, menganggarkan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penanggulangan TB di Kota Yogya,” terangnya.
Tercatat hingga bulan Juli 2024 ditemukan 775 kasus TB di Kota Yogya, dengan tingkat keberhasilan pengobatan sudah mencapai 70,4 persen. Di mana 30 persen di antaranya merupakan TB resisten obat, pasien TB yang kontaknya diperiksa mencakup 15,74 persen dan kontak serumah yang mendapatkan pengobatan pencegahan 25 persen.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah menjelaskan, untuk mengeliminasi dan memutus rantai penyebaran TB tidak hanya menyasar pasien saja tapi juga orang serumah atau yang memiliki intensitas kontak erat dengan pasien.
“Dalam tiga tahun terakhir Pemkot bersama Zero TB Yogya bekerja sama untuk melakukan Active Case Finding atau ACF yang menyasar seluruh kelompok masyarakat di setiap wilayah untuk deteksi dini. Saat ini fokusnya kami lakukan ACF di lokus yang kasus TB tinggi, dan kelompok dengan risiko tinggi TB seperti anak-anak, orang dengan HIV AIDS dan penderita diabetes melitus,” jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat, dan ketika memiliki gejala seperti demam selama lebih dari dua minggu, batuk berkepanjangan, atau penurunan berat badan, agar segera mengunjungi puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"TBC bisa sembuh dengan penanganan dan pengobatan yang tepat, untuk itu jangan ragu untuk periksa, karena kesadaran diri sendiri untuk menanggulangi TBC sangat penting, agar penyakit ini segera teratasi dengan tuntas," imbaunya. (Jul)