Tegal Anggur Manfaatkan Lahan Sempit Jadi Bernilai Jual

 

Tegalrejo - Masyarakat Kampung Tompeyan Kelurahan Tegalrejo Kota Yogyakarta terus mengembangkan budidaya tanaman dan bibit anggur sejak awal pandemi Covid-19 hingga  tahun 2024. Sejak awal pembibitan, masyarakat memanfaatkan halaman rumah yang ada untuk menanam anggur dan menyemai menjadi bibit anggur.

 

Ketua Kelompok Tanaman Buah Dalam Pot Kota Yogyakarta, Eka Yulianta menyebutkan pada awal pembibitan ada sekitar 120 jenis awwaanggur. Untuk saat ini Kebun anggur atau yang dinamai Tegal Anggur berfokus pada jenis anggur yang mudah berbuah.

 

“Jadi kami ini sering menerima tamu dimana kegiatannya utamanya petik buah anggur, tamu datang ke sini untuk melihat buah jadi harus ada anggur yang berbuah tidak peduli jenisnya apa. Kalau untuk saat ini hanya ada sekitar 50 an jenis buah anggur yang kami kembangkan,” ujar Eka saat panen raya anggur di Kebun Tegal Anggur, Jumat(30/8).

 

Produk Olahan Anggur

 

Berbagai jenis anggur dikembangkan menjadi bibit di Kebun Tegal Anggur Tompeyan. Ada sekitar 50 jenis varian anggur yang ditanam dan dikembangkan bibitnya antara lain tamaki, ninel, nizina, bogema, trans, dixon serta julian. Pembibitan tanaman anggur dari stek batang tanaman anggur yang sudah dibuahi.

 

“Dari melihat dan memetik buah, kemudian apa yang akan dibawa pulang. Kami juga membuat beberapa produk turunan dari buah anggur itu sendiri. Kalau makan disini kami buatkan buntil daun anggur. Ada produk keripik daun anggur, sambal anggur, selai dan sirup,” tuturnya.

 

Bibit anggur yang siap dijual

 

Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto memberikan apresiasi masyarakat Kampung Tompeyan yang dinilai cukup berhasil dalam mengembangkan Kebun Tegal Anggur. Menurutnya, keberadaan Kebun Tegal Anggur sebagai bukti bahwa pertanian dapat dilakukan dimanapun termasuk di tengah perkotaan.

 

“Kampung Tompeyan itu sudah berhasil menjadi percontohan, di lahan yang se-sempit ini dengan kontur tanah yang seperti ini (di pinggir sungai dan full paving blok) bisa memiliki kebun buah anggur,” tuturnya.

 

Menurut Sugeng, dalam bertani sudah tidak ada alasan lahan sempit. Bagaimana niat untuk bertani, menyesuaikan kondisi lahan dan iklim yang sesuai. “Di lahan sempit, di perkotaan seperti ini pilihlah tanaman yang bisa tumbuh di lahan sempit dengan hasil yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” lanjutnya.

 

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto memberikan arahan

 

Sugeng mengatakan konsep pertanian di tengah perkotaan harus mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan tanah yang hanya sejengkal. Pihaknya juga mendorong masyarakat agar mampu menangkap hilirisasi. Menciptakan sebuah produk dengan mengambil bahan pokok dari daerah lain di luar Kota Yogyakarta namun diolah dan dipasarkan di Kota Yogyakarta.

 

“Masyarakat Kota Yogyakarta harus memiliki kemenangan. Harus bisa menghasilkan produk-produk yang unik, out of the box dan berbeda dengan daerah-daerah lainnya sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi,” tandasnya. (Chi)