Pemkot Kembangkan Riset Etnografi Dongkrak Kualitas Produk IKM
GEDONG TENGEN - Dalam rangka meningkatkan sinergi antara sektor industri, produsen dan pemerintah, Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta serta Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Desain melalui Etnografi (DAK NF) yang diselenggarakan pada hari Selasa (3/9) di Hotel Royal Darmo Yogyakarta.
Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Yogyakarta dan memfasilitasi IKM untuk mendengarkan secara langsung masukan dari pengguna produk dan didampingi oleh desainer dari PDIN Kota Yogyakarta. Sehingga, harapannya mampu mewujudkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan konsumsi pasar.
Kegiatan itu dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Patricia Heny Dian Anitasari, Staf Ahli Bidang Administrasi Umum, Hari Wahyudi serta Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo.
Dimana kali ini central UPT Logam menjadi role model dalam mengubah mindset konsumen untuk mulai membeli produk lokal.
“Selama ini IKM punya ekspektasi tinggi. Tetapi berdasarkan apa yg dibuat bukan berdasarkan riset. Inilah tujuan dari pertemuan hari ini dengan melibatkan perwakilan dari elemen masyarakat dan produsen di Kota Yogyakarta untuk memberikan masukan,”jelas Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo saat diwawancarai.
Untuk diketahui, UPT Logam sudah banyak mengembangkan desain produk, diantaranya ceret, ketel dan panci yang sampai saat ini masih beroperasi di beberapa swalayan dan pasar.
Ia berharap, masyarakat di Kota Yogyakarta secara perlahan melek terhadap kualitas produk IKM yang tidak kalah kualitasnya dengan produk lain.
“Kedepannya ada 30 central IKM di Kota Yogyakarta yang akan kami ajak untuk melakukan hal yang sama yaitu melaksanakan project riset. Sehingga, secara subyektif produsen bisa mengkritisi seperti produk UMKM yang kali ini adalah UPT Logam,”ungkapnya.
Semantara itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mendukung dan mengapresiasi desain dari PDIN yang dibersamai produksinya dari UPT Logam.
Ia berharap, dengan hasil riset ini, kedepannya mampu menyempurnakan produk mereka dan laris dipasaran.
“Semoga kegiatan ini dapat mengajak kita untuk sadar dan aware terhadap perkembangan zaman dan IKM bisa menyesuaikan kebutuhan konsumen tetapi tidak meninggalkan kualitas produk,”ujarnya.
Aman percaya central UPT Logam akan menerima masukan dan menyempurnakan kualitas mereka. Sehingga dengan riset yang dilakukan dapat menghasilkan peningkatan penjualan produk di pasaran.
“Saya yakin dan percaya kegiatan ini kedepannya dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, khususnya dalam perkembangan produk IKM Kota Yogyakarta,”imbuhnya.
Saat ditemui, Kepala UPT Logam Nafiul Minan, optimis produk yang dihasilkan akan laris dipasaran. “Semoga IKM kami bisa berinovasi dan kami adaptif dengan permintaan konsumen,”katanya.
Selain mendapatkan kritikan dan masukan mengenai desain, berat, kegunaan, keawetan, serta material pada produk yang diperlihatkan dalam sebuah kegiatan ‘demo masak’, Nafiul berharap kedepannya bisa memenuhi permintaan konsumen.
Pihaknya menyebutkan, selama ini produk UPT Logam di pasaran masih banyak yang belum diketahui produsen.
Dimana produk mereka disetorkan melalui beberapa tahapan mulai dari penyetoran ke bayern - distributor - retailer baru ke konsumen. “Dengan kegiatan ini kita bisa mengetahui secara langsung kebutuhan pasar. Supaya IKM tau voice of customer nya. Terutama pada personal seperti chef. Kita bisa mendesain dengan mudah, dan IKM bisa memanufakturnya,”ungkapnya. (Hes)