Kota Yogya Kembangkan Potensi Batik Sawit untuk Pasar Internasional
Gondomanan – Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024 bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tapi juga ruang kreatif bagi para perajin batik untuk mengenalkan variasi baru dalam dunia seni batik, serta memperluas pasar lokal hingga internasional.
Hal tersebut dikatakan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto, pada Kamis (5/9) di Taman Pintar dalam acara Pengumuman Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024. Menurutnya lomba tersebut merupakan komitmen bersama untuk mewujudkan pengembangan dan pelestarian batik di Yogyakarta dan Indonesia.
“Kita tahu bersama bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia yang sudah diakui oleh dunia, Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia tentu saja terus berkomitmen untuk melestarikan dan menjaga marwah batik itu sendiri,” katanya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta, Sugiharti Mulya Handayani menjelaskan Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024 merupakan kolaborasi Dekranasda bersama CV. Smart Batik Indonesia, yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Terdapat 201 karya yang dikirimkan peserta dari 19 provinsi dengan beragam latar belakang termasuk para pelajar. Para peserta tidak hanya berlomba menciptakan motif dengan nuansa kelapa sawit, tapi juga filosofi dan keindahannya. Dengan memanfaatkan lilin atau malam sawit dalam prosesnya, di mana malam sawit merupakan hasil saringan pengolahan minyak kelapa sawit yang dianggap sebagai limbah,” jelasnya.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada BPDPKS, CV Smart Batik para peserta juga seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Dengan harapan ke depannya semakin banyak Industri Kecil Menengah (IKM) ataupun anggota Dekranasda yang terlibat dalam pengembangan batik sawit.
“Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendorong perkembangan industri batik sawit, sekaligus mengenalkan potensi produk turunan sawit kepada masyarakat. Di mana hasil saringan pengolahan minyak kelapa sawit yang dianggap sebagai limbah, dapat dimanfaatkan sebagai malam sawit, yang bisa digunakan untuk bahan produksi kain batik,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah mengatakan Lomba Desain Batik Sawit Nasional dengan tema Kebaikan Sawit Indonesia, bertujuan untuk mendorong perkembangan industri batik sawit, sekaligus mengenalkan potensi produk turunan sawit kepada masyarakat Indonesia.
“Lomba ini pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta, karena sebagai Kota Batik Dunia kami melihat peluang yang sangat besar bagi IKM Yogyakarta untuk memanfaatkan produk turunan sawit. Dengan banyak sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, dapat menginisiasi pengembangan potensi batik sawit,” ujarnya.
Juara Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024, Franky Kurniawan asal Kabupaten Jember Jawa Timur menceritakan, dirinya mendesain motif batik dengan judul Kisah dari Kebun Sawit. Dengan filosofi motif batik yang menggambarkan kelapa sawit sebagai satu komoditas besar, yang melibatkan banyak pekerja dari proses hulu hingga hilir.
“Dari lomba ini saya menjadi tahu, banyak peranan baik yang dihasilkan dari industri kelapa sawit. Termasuk residu dari proses pengolahannya yang bisa digunakan untuk bahan produksi kain batik yaitu malam sawit. Harapannya ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan lebih luas, untuk mengembangkan potensi batik sawit,” ceritanya. (Jul)